Breaking News

Imunisasi

Imunisasi Balita di Pidie Jaya Menurun Drastis, Ini Penyebabnya

Dinkes akan tetap berupaya semaksimal mungkin agar persentase tersebut naik minimal bisa mencapai 50 persen.

Penulis: Abdullah Gani | Editor: Ansari Hasyim
Petugas BBPOM Aceh bersama petugas dari Dinas Kesehatan Aceh Barat, memeriksa temuan vaksin polio yang telah kedaluarsa (expired) dan rusak di RS Swasta Montella, Meulaboh, Aceh Barat, Selasa (28/6) siang. Vaksin tak layak pakai itu diduga telah digunakan untuk pasien bayi untuk dilakukan imunisasi. 

Laporan Abdullah Gani I Pidie Jaya

SERAMBINEWS,COM.MEUREUDU - Dalam setahun terakhir imunisasi terhadap balita di Pidie Jaya dilaporkan menurun drastis.

Padahal, imunisasi itu sangat penting terutama bagi anak-anak usia dini.

Capaian imunisasi di Pijay hanya baru 15 persen dari target hingga akhir 2019 ini sekitar 85 persen.

Dinkes akan tetap berupaya semaksimal mungkin agar persentase tersebut naik minimal bisa mencapai 50 persen.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan (P2P) dan Promkes Dinkes-KB Pidie Jaya, Edy Azwar kepada Serambinews,com, Sabtu (28/9) menyebutkan, menurunnya persentase imunisasi yang dicapai adalah terkait erat dengan isu haram terhadap imunisasi rubella.

Baca: Maimun Habsyah Husein Pimpin Ikamabdya Banda Aceh Gantikan Anas Bidin Nyak Syech

Baca: Kafilah Aceh Timur Raih Terbaik II di MTQ di Pidie

Baca: Maimun Habsyah Husein Pimpin Ikamabdya Banda Aceh Gantikan Anas Bidin Nyak Syech

Padahal, imunisasi itu bukan hanya rubella semata tapi masih ada beberapa jenis lainnya.

Yaitu, polio, hepatitis, difteri, campak serta tuberkulosis atau TBC.

Jenis penyakit dimaksud, lanjut Edy perlu dicegah sedini mungkin sebelum berjangkit.

Karena jika sudah terkena salah satu dari penyakit tersebut penyembuhannya amat sulit selain butuh waktu yang lama.

Karenanya, sebelum penyakit tiba lebih baik dilakukan imunisasi atau pencegahan.

“Pencegahan atau curativ lebih baik dari pengobatan atau preventiv,” sebut Edy sembari menyebutkan, petugas Dinkes tak pernah jemu-jemunya menyampaikan indformasi tersebut kepada masyarakat.

Tapi sebagaimana disebutkan tadi, karena masyarakat sudah terisukan dengan yang namanya rubella, sehingga ketika petugas mengajak agar balita diimunisasi, maka langsung ditolak dengan beragam alasan.

Ditambahkan, penolakan anak-anak diimunisasi terlihat jelas pada pelayanan di Posyandu yang dilakuan setiap bulan.

Persentasenya sangat minim atau hanya sekitar dua atau tiga orang yang mau anaknya diimunisasi dari belasan balita di gampong tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved