Harga Sawit

Harga TBS Anjlok, Banyak Petani Aceh Selatan Ingin Jual Kebun Sawit

Dijelaskannya, alasan petani menjual kebunnya itu karena biaya operasional dan pemeliharaan kebun sewaktu harga beli TBS di kisaran Rp 680/Kg lebih be

Penulis: Taufik Zass | Editor: Ansari Hasyim
Serambinews.com
Pekerja sedang memuat TBS kelapa sawit di areal perkebunan milik petani di kawasan Jalan 30 atau Jalan Lingkar Babahror-Surien, Kuala Batee, Abdya, Sabtu (14/9/2019). 

Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan

SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dalam setahun terakhir di Kabupaten Aceh Selatan dilaporkan anjlok.

Kondisi itu membuat sebagian petani Kelapa Sawit putus asa dan hendak menjual kebun miliknya.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh Selatan, Khaidir Amin SE kepada Serambinews.com Selasa (1/10/2019).

"Banyak yang menawarkan kebun mereka ke saya dan kawan-kawan yang lain, namun setelah kita beri pemahaman bahwa harga TBS sewaktu-waktu akan naik dan stabil kembali mereka pun mengurungkan niatnya, walaupun demikian ada juga yang tetap menjualnya," ungkap mantan Pimpinan DPRK Aceh Selatan ini.

Dijelaskannya, alasan petani menjual kebunnya itu karena biaya operasional dan pemeliharaan kebun sewaktu harga beli TBS di kisaran Rp 680/Kg lebih besar dari pada pemasukan.

"Kondisi itulah yang mendorong mereka untuk menjual kebunnya. Namun, alhamdulillah saat ini harga TBS sudah mulai naik, yakni Rp 920/Kg," ungkap Khaidir Amin.

Baca: Warga Sungai Raya Temukan Mayat Lelaki Korban Pembunuhan, Dirantai dan Dimasukkan dalam Goni

Baca: Bupati Nagan Raya dan Forkopimda Foto Bersama Mirip Monumen Pahlawan Revolusi

Baca: Deretan Artis Ini Dilantik jadi Anggota DPR RI Hari Ini, Mulan Jameela Minta Didoakan Amanah

Menurutnya, jika harga TBS di tingkat pabrik normal berkisar Rp 1.300 - Rp 1.800/kg masyarakat Petani Sawit akan lebih sejahtera. Karenanya, Pria yang acap disapa Nek Khaidir ini mendorong Pemkab Aceh Selatan untuk mengoperasikan kembali pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang berada di Desa Krueng Luas, Kecamatan Trumon Timur.

"Keberadaan pabrik penyulingan tersebut akan memangkas biaya produksi yang harus dikeluarkan masyarakat karena tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tidak perlu lagi dijual kepada pedagang pengumpul. Masyarakat petani sudah bisa menjual langsung hasil produksi sawitnya ke pabrik yang berada di Trumon Timur tersebut," paparnya.

Sehingga, lanjut Khaidir Amin harga jual TBS sawit di tingkat petani pun akan tinggi karena petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ongkos angkut ke pabrik PKS di Subulussalam atau tidak perlu harus menjual ke pedagang pengumpul.

"Disamping itu, dengan beroperasinya kembali Pabrik CPO tersebut juga akan membawa manfaat dari segi penyerapan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran di daerah tersebut akan teratasi dengan telah adanya pembukaan lapangan kerja baru," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved