Rusuh di Papua

Sudah 6 Hari Mengungsi belum Tahu Apa yang Terjadi, Ini Cerita Ketakutan Korban Kerusuhan di Wamena

Selama enam hari berada di pengungsian, kata Muntaal, informasi soal apa yang sebenarnya terjadi di Wamena, simpang siur.

HANDOUT
Pembersihan puing kerusuhan di Pasar Wouma, Wamena, oleh personel TNI dari Kodim 1702/Jayawijaya bersama polisi dan masyarakat, Jumat (4/10/2019). 

Sudah 6 Hari Mengungsi belum Tahu Apa yang Terjadi, Ini Cerita Ketakutan Korban Kerusuhan di Wamena

SERAMBINEWS.COM - Kerusuhan di Wamena meninggalkan berbagai kisah mencekam yang dialami baik oleh warga lokal maupun pendatang.

Salah seorang warga Banten yang bermukim di Papua, Muntaal (42), menceritakan detik-detik kerusuhan pecah di Wamena pada 23 September 2019 lalu.

Menurut dia, saat kerusuhan pecah, ia mengira hanya tawuran biasa antar pelajar.

Saat itu, hari Senin pukul 09.00 WIT, Muntaal akan berangkat bekerja.

"Tanggal 23 September, hari Senin, saya mau berangkat kerja, saya lihat ada tawuran pelajar, saya kira efeknya tidak lama hanya tawuran pelajar biasa, tapi ternyata banyak bakar-bakar di wilayah tersebut," kata Muntaal kepada wartawan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Senin (7/10/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Muntaal mengatakan, kerusuhan terjadi di sekitar kos-kosannya di dekat kantor Bupati Jayawijaya, Wamena.

Baca: BERITA POPULER - Janda Kembang Dikencani Berondong, Hingga Kisah dr Fahri Terjebak Konflik di Wamena

Baca: KKB Papua Diusir Warga Papua Nugini di Perbatasan, Kerap Bikin Masalah Hingga Reaksi Tokoh PNG

Baca: Warga Aceh di Wamena Tiba di Malang, Friska: Kos Kami Dibakar, Motor Hangus, Cuma Bawa Baju Seadanya

Tidak jauh dari sana juga terdapat Kodim 1702 Jayawijaya.

Saat kerusuhan semakin memanas, Muntaal bersama warga lain, menyelamatkan diri ke Gedung Kodim.

Bukan hanya warga pendatang, tapi juga banyak warga lokal.

Selain Kodim, kata Muntaal, banyak warga lain yang juga mengungsi ke Polres, Gereja dan Masjid.

6 hari di pengungsian, informasi simpang-siur

Muntaal berada di pengungsian Kodim selama enam hari sebelum dievakuasi oleh aparat ke Jayapura.

Selama enam hari berada di pengungsian, kata Muntaal, informasi soal apa yang sebenarnya terjadi di Wamena, simpang siur.

Namun yang pasti, kata dia, seluruh warga di pengungsian dilanda ketakutan.

Semua ingin keluar dari Wamena, namun terkendala lantaran akses keluar kota terbatas hanya bisa melalui udara.

"Diperkirakan evakuasi akan selesai dalam dua hari pakai Hercules TNI, tapi diprioritaskan anak-anak dan perempuan, hingga saya kebagian giliran hari keenam," kata Muntaal yang berkerja sebagai teknisi parabola di Wamena ini.

Muntaal (42) Warga Banten yang dievakuasi dari Papua saat ditemui di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Senin (7/10/2019).
Muntaal (42) Warga Banten yang dievakuasi dari Papua saat ditemui di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Senin (7/10/2019). (KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Muntaal kemudian dievakuasi ke Jayapura dan bergabung dengan para pengungsi lain dari seluruh Papua.

Hingga kemudian ditemukan oleh tim penjemput warga dari Provinsi Banten dan berhasil pulang ke kampung halaman di Ciruas, Kabupaten Serang, Minggu (6/10/2019).

Ingin kembali ke Wamena

Saat ditanya apakah akan kembali ke Papua, Muntaal mengaku akan melihat situasi terlebih dahulu.

Dan mempertimbangkan untuk kembali jika sudah kondusif.

Sebanyak 30 warga Banten yang berada di Papua sudah berhasil dievakuasi.

Kepulangan mereka disambut langsung oleh Wahidin Halim di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, Senin (7/10/2019).

Plt Kepala BPBD Provinsi Banten, yang memimpin tim penjemputan warga Banten di Papua mengatakan, hingga saat ini sudah terdata 42 warga Banten di Papua.

Namun yang sudah pulang baru 30 orang.

"28 orang dipulangkan pada Minggu 7 Oktober, ditambah dua sisanya pulang mendahului, jadi total 30 yang sudah tiba di Banten," kata Kusmayadi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mencekam Warga Banten di Wamena, Menunggu 6 Hari untuk Dievakuasi ke Jayapura"

BACA JUGA BERITA POPULER

Baca: Menantu Kabur Usai Pernikahan, Keluarga Miskin Ini Terpaksa Utang Rp 1,6 Miliar ke Wedding Organizer

Baca: Anggota TNI yang Istrinya Ditemukan Tewas Dalam Karung Serahkan Diri ke Makodim, Terlibat Kasus Ini

Baca: Penjelasan Dokter Terkait Bayi Kembar Irish Bella Meninggal Dunia, Ammar Zoni Kebumikan Buah Hatinya

Baca: Kisah Jenderal TNI Abdullah Mahmud Hendropriyono, Tarung Lawan Komandan hingga Terluka Kena Sangkur

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved