Tiga Perupa Senior dari Aceh Ambil Bagian dalam Pameran Seni Rupa "Wajah Indonesia"
Tiga perupa senior asal Aceh, ambil bagian dalam Pameran Seni Rupa “Wajah Indonesia” menampilkan keragaman ekspresi manusia Indonesia dari berbagai..
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Tiga Perupa Senior dari Aceh Ambil Bagian dalam Pameran Seni Rupa "Wajah Indonesia"
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tiga perupa senior asal Aceh, ambil bagian dalam Pameran Seni Rupa “Wajah Indonesia” menampilkan keragaman ekspresi manusia Indonesia dari berbagai latar belakang wilayah melalui multiinterpretasi wajah.
Pameran tersebut dalam rangka Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 bertajuk "Wajah Indonesia" merupakan bentuk partisipasi Galeri Nasional Indonesia (GNI) dalam menyemarakkan PKN.
Berlangsung di Istora Senayan Jakarta 7-13 Oktober 2019.
Melibatkan 41 perupa dari 20 provinsi di Indonesia, yakin Aceh, Sumatra Utara, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Ketiga perupa senior dari Aceh itu adalah Mahdi Abdullah, Salaudin dan Yusrizal Ibrahim.
Perupa Mahdi Abdullah, kini bermukim di Yogyakarta menyertakan lukisan berjudul "Testimoni" cat akrilik dan cat minyak pada kanvas ukuran 180x300 cm, dibuat pada 2017.
Mahdi lahir di Banda Aceh 26 Juni 1960. Lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Banda Aceh (1988), magister seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (2010), aktif berpameran dalam dan luar negeri, pameran bersama dan pameran tunggal.
DPRK Bireuen Gelar Rapat Paripurna HUT ke-20 Bireuen, Hadir Ulama Aceh Waled Nu Samalanga
Pencabutan Izin BPRS Hareukat, LPS: Ini Pertama di Aceh
Pengurus Majelis Taklim Langsa Dikukuhkan, Wakil Wali Kota Sebut BKMT Media Berdakwah
Menerima Sejumlah penghargaan, salah satunya Anugerah Seni Meukeuta Alam pada 2009 dari Pemerintah Aceh.
Perupa Salaudin, lahir di Lhoksemawe 1958. Lulusan ISI Yogyakarta, menyertakan karya "Pasar Burung" (2019), cat akrilik pada kanvas ukuran 120 x140 cm. Salaudin pernah bekerja sebagai desainer Garmen Hot Lines di Tangerang, permata artistik Indosiar pada 2000-2005 dan dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh 2014-2018.
Yusrizal Ibrahim menampilkan lukisan "Dua Wanita Lamno pada Masa Konflik" cat minyak pada kanvas 90x130 cm produksi 2000. Lahir di Banda Aceh 1960, juga lulusan ISI Yogyakarta.
Pernah menjadi pengurus Dewa Kesenian Aceh (DKA) 1995-2004, anggota DPRA periode 2004-2009, dan pengajar di ISBI Aceh pada 2014-2017. Penerima Anugrah Seni dari Pemerintah Aceh pada 2015.
Kurator pameran, Sudjud Dartanto dan Teguh Margono, menjelaskan, pameran ini dengan sengaja memberi perhatian pada pokok wajah.
Hal itu terkait dengan semangat tema umum Pekan Kebudayaan Nasional 2019 yang menampilkan berbagai hasil produk kebudayaan, termasuk dalam konteks pameran ini adalah tafsir wajah dalam praktik seni rupa sebagai produk kebudayaaan di Indonesia.
“Wajah Indonesia' dimaksudkan untuk membuka apresiasi atas keragaman ekspresi dari para seniman, serta mengenali berbagai tafsir wajah manusia Indonesia secara lebih personal," ujar Sujud.
Oppo Reno Ace Resmi Meluncur, Ini Spesifikasinya: Pakai Snapdragon Tertinggi dan 4 Kamera
Ia mengatakan tradisi menggambar/melukis atau merepresentasikan wajah/potret ini dinamis. Dalam ranah seni rupa/visual, penggambaran wajah/potret mengalami puncak ‘realisme/realistik’-nya pada era revolusi fisik, dan sebelumnya dengan citra ‘molek’ pada era romantisisme di Hindia Belanda saat nama Indonesia belum ada.
“Melalui wajah dalam bahasa rupa, kita akan mendapat pengetahuan tentang berbagai gagasan penggambaran wajah. Selain itu kita juga dapat ikut merasakan ekspresi yang ditimbulkan oleh para perupanya dengan lebih personal, melalui bahasa material, ungkapan warna, karakter garis, bentuk tekstur, berbagai ritme, dan irama komposisi,” lanjutnya.
Selain pameran, gelaran ini juga diramaikan dengan “Sketsa Bersama Publik” oleh sketchers dan Komunitas Sketsa Indonesia. Acara yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat umum ini berlangsung selama pameran.
“Sketsa Bersama Publik” mengajak para pengunjung PKN terutama pengunjung pameran “Wajah Indonesia” untuk membuat sketsa, merespons suasana atau peristiwa selama PKN berlangsung.
Rider Sepeda Aceh Luar Daerah Ramaikan Xco Rize Langsa Adventure Bike Ke-5, Dibuka Dandim Atim
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto berharap, pameran yang mengeksplorasi beragam medium ini dapat memberikan inspirasi, memicu sikap kritis, memunculkan motivasi, serta mengembangkan kreativitas, baik dalam bidang seni rupa maupun bidang-bidang lainnya.
“Lewat pameran ini, publik juga diharapkan dapat memaknai kembali identitas Indonesia yang terangkum dalam ‘wajah-wajah Indonesia’ yang ditampilkan lewat karya seni rupa. Dari ‘wajah-wajah’ yang beragam tersebut, diharapkan muncul adanya sikap saling pengertian dan saling menghargai sehingga dapat terwujud cita-cita menuju Indonesia Bahagia,” ucapnya.(*)
Rider Sepeda Aceh Luar Daerah Ramaikan Xco Rize Langsa Adventure Bike Ke-5, Dibuka Dandim Atim