RSUZA Target Raih Akreditasi Layanan Internasional
Pada tahun 2020 Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) menargetkan meraih akreditasi Joint Comission Internastional
BANDA ACEH - Pada tahun 2020 Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) menargetkan meraih akreditasi Joint Comission Internastional (JCI), yang diterbitkan akreditasi nonprofit dari Amerika Serikat. Lembaga ini mendapat mandat menilai standar pelayanan kesehatan tingkat dunia. RSUZA sendiri sudah meraih berbagai akreditasu dan predikat. Terakhir Desember 2018 rumah sakit kebanggaan masyarakat Aceh ini meraih predikat Bintang 5 (SNARS).
Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SpOT-(K) Spine FICS menjelaskan, untuk mendapatkan akreditasi JCI itu pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. Mereka juga sudah mempersiapkan semua indikator yang menjadi syarat utama. “Kita sudah Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) yang menjadi prioritas,” katanya.
Rumah sakit pusat rujukan masyarakat Aceh yang meraih akreditasi syariah dari Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (Mukisi) ini, memiliki 734 tempat tidur untuk melayani pasien dari 23 kabupaten/kota di Aceh. “Tidak ada yang lain karena Core utama rumah sakit memang dikuratif (pengobatan). Jadi mensinergikan untuk Aceh Sehat adalah dengan mempersiapkan dan penguatan layanan yang bermutu dan aman, melalui perolehan ISO unit-unit dan instalasi yang strategis, sehingga pada April 2020 mendatang RSUZA akan dilakukan penilaian akreditasi internasional (JCI), sehingga rumah sakit ini berstandar World Class Hospital,” kata Azharuddin.
Saat ini rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu memiliki 204 dokter spesialis. Jumlah tersebut akan terus bertambah demi mewujudkan pelayanan rumah sakit yang optimal dan profesional dengan kualitas keterampilan bersandar internasional. Untuk mempermudah pelayanan dan menjangkau efisiensi yang lebih baik, RSUZA sudah menerapkan sistem medis elektronik, ini kumpulan sistematis informasi kesehatan berbasis elekrotronik yang terhubung dan terintegrasi dengan system informasi dalam jejaring rumah sakit.
Saat ini RSUDZA sudah dilengkapi dengan fasilitas kesehatan di antaranya Pusat Traumatologi, Pusat Radio Onkologi, Pusat Ginjal, Pusat Otak Terpadu, Pusat Jantung Terpadu, IGD, UTD, dan Medical Record. “Pengembangan pelayanan ini masih panjang, kami sangat optimis bisa mengembangakan rumah sakit ini dengan palayanan yang baik untuk warga yang berobat di sini, kami mewujudkan pelayanan agar masarakat Aceh tidak lagi berobat ke luar negeri, pelan-pelan kita lakukan semoga ini bisa teruwujud,” ujar Azharuddin.
Kedepan, katanya, RSUZA akan mengembangkan enam center of excellent diantaranya: trauma center, eye center, kidney center, heart center, brain center, wing executive, dan parkir terpadu 4 lantai. “Ini direncanakan dengan menggunakan pembiayaan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).”
RSUZA kini memiliki ‘Rumah Singgah’ representatif bagi keluarga pasien, yang berada di belakang RS milik Pemerintah Aceh itu. Rumah singgah ini dilengkapi fasilitas 132 tempat, dengan rincian 68 bed untuk laki-laki (lantai 2) dan 64 bed untuk perempuan (lantai 1), serta dilengkapi toilet dan tempat cuci pakaian. “Rumah sakit kita ini termasuk yang terbanyak menyediakan tempat tidur untuk Rumah Singgah bagi pasien. Rumah Singgah ini sangat dibutuhkan, terutama oleh mereka yang datang dari luar kota, tidak perlu menginap di hotel atau penginapan, ini sangat membantu,” pungkas Azharuddin.(infokominsa/*)