Festival Budaya
Dihadiri 1.000 Pengunjung, Festival Budaya Delapan Negara di Sekolah Fatih Meriah
Uniknya, di stan India ini pengunjung bisa berfoto dengan dua penjaga stan, pria dan wanita asli keturunan India yang sedang sekolah di Fatih.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
Uniknya, di stan India ini pengunjung bisa berfoto dengan dua penjaga stan, pria dan wanita asli keturunan India yang sedang sekolah di Fatih.
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tak kurang seribu pengunjung sejak pagi hingga Sabtu (19/10/2019) siang meramaikan The International Cultural Festival yang berlangsung di Kompleks
Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School atau Sekolah Fatih Putri, kawasan Lamnyong, Banda Aceh.
The International Cultural Festival tersebut merupakan persembahan guru, karyawan, dan murid SD, SMP, dan SMA Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School yang baru pertama diadakan sejak sekolah tersebut beroperasi tahun 2012.
General Manager Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School, Mustafa, yang ditanyai Serambinews.com, Sabtu (19/10/2019) siang di sela-sela festival itu mengatakan, The International Cultural Festival bisa terlaksana dengan baik di Sekolah Fatih karena didukung oleh sumber daya yang cukup dan beragam.
• Pengobatan Gratis di Kawasan Pesisir Susoh, Ini Harapan Kapolres Abdya
• Malam Ini, PBVSI Bireuen-Akademi Singapure Bentrok di Final Turnamen Voli Piala Bupati Aceh Besar
• Polres Gayo Lues Adakan Jalan Santai Bersama TNI, Pemkab dan Masyarakat, Ini Hadiah Utama
Sebagaimana diketahui, sebagai sekolah internasional, Fatih Bilingual School memiliki guru dan murid yang berasal dari berbagai negara.
Ada guru yang berasal dari Turki, Turkmenistan, Kyrgyzstan, Korea Selatan, dan Filipina. Selain itu, kebanyakan muridnya berasal dari Aceh, Indonesia, di samping ada beberapa orang berkebangsaan India, Turki, Korea Selatan, Thailand, dan Filipina.
Keberagaman etnis tersebut menginspirasi Mustafa yang keturunan Turki untuk menggelar The International Cultural Festival di sekolah yang menggunakan bahasa Inggris dan Turki dalam kegiatan belajar-mengajarnya itu. Di sekolah ini juga diajarkan bahasa Indonesia dan bahasa Aceh sebagai bahasa daerah.
Ide Mustafa yang didukung para guru mancanegara di sekolah tersebut, akhirnya diwujudkan dalam bentuk The International Cultural Festival yang dimulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB hari ini.
Festival tersebut dipusatkan di Lapangan Futsal Sekolah Fatih Putri di kawasan Lamnyong, Banda Aceh, dibuka Wali Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Band Aceh, Dr Saminan MPd.
Sejak pagi hingga siang, ramai pengunjung menyaksikan pameran benda seni dan budaya, juga mata uang, bendera, dan lambang dari masing-masing negara yang dipajang di stan (booth) dari delapan negara yang ikut serta.
Festival ini menampilkan benda-benda seni dan budaya Turki, Turkmenistan, Kyrgyzstan, India, Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Indonesia.
Setiap stan juga ikut lomba memasak masakan khas dari masing-masing negara. Jurinya berasal dari guru-guru mancanegara yang mengajar di sekolah itu, termasuk Mustafa.
Para pengunjung yang sebagian besar orang tua/wali murid dan warga sekitar umumnya mampir di setiap stan untuk berfoto dengan penjaga stan yang mengenakan pakaian nasional atau pakaian adat dari masing-masing negara peserta festival.
