Kapal Penyeberangan Tak Berlayar, Dampak Cuaca Buruk di Perairan Barsela
Cuaca buruk yang melanda perairan Simeulue dan barat selatan (Barsela ) Aceh berdampak tidak beroperasinya kapal motor penumpang
SINABANG - Cuaca buruk yang melanda perairan Simeulue dan barat selatan (Barsela) Aceh berdampak tidak beroperasinya kapal motor penumpang (KMP) dari Simeulue ke daratan Aceh dan sebaliknya pada Rabu (23/10). Kapal penyeberangan tersebut tetap bersandar di Pelabuhan Sinabang sambil menunggu cuaca membaik untuk bisa berlayar kembali.
Staf Operasional PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Perwakilan Simeulue, M Aulia Tinambunan yang dikonfirmasi Serambi, Rabu (23/10), mengatakan, kapal feri tersebut dijadwalkan akan kembali berlayar setelah cuaca kondusif di perairan pantai barat dan selatan Aceh.
"Faktor cuaca kapal tidak memungkinkan untuk beroperasi. Kalau besok (Kamis-red), cuaca sudah kondusif maka kapal akan diberangkatkan," kata M Aulia Tinambunan. Untuk saat ini, terang dia, pihak ASDP Perwakilan Simeulue terus memantau prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Begitu cuacanya membaik dan aman untuk berlayar, maka kapal akan kembali dioperasikan,” ucapnya.
Di tempat terpisah, curah hujan yang tinggi disertai angin kencang melanda Aceh Jaya dalam kurun waktu beberapa hari terakhir. Cuaca ekstrem tersebut melanda kabupaten pemekaran Aceh Barat tersebut setiap sore menjelang malam hari. Eksesnya, beberapa wilayah sempat digenangi air dengan ketinggian bervariasi, bahkan juga ada pohon tumbang yang disebabkan angin kencang.
Untuk itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Jaya, Abdul Aziz, melalui Kabid Pencegahan dan Penanggulangan, Ismail mengimbau, seluruh masyarakat untuk siaga karena sewaktu-waktu bisa terjadi banjir atau hal yang tidak diinginkan. "Sesuai dengan data BMKG, Aceh Jaya masih berpotensi terjadinya hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Untuk itu, kita berharap agar masyarakat tetap waspada," imbaunya.
Di SISI lain, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan BPBD Aceh Jaya, Ismail menekankan kepada pengendara yang melintasi kawasan Aceh Jaya, khususnya pada malam hari agar senantiasa waspada terhadap potensi terjadinya bencana longsor yang bisa terjadi kapan saja. "Karena bencana longsor ini bisa terjadi tanpa kita duga. Apalagi cuaca sekarang sedang ekstrim, tidak hanya longsor, pohon tumbang juga sewaktu-waktu bisa terjadi," tandasnya.
Ia menyebutkan, Pegunungan Geurute merupakan lokasi paling sering terjadi bencana longsor dan phon tumbang di Aceh Jaya. Tercatat, bebernya, dalam kurun waktu Oktober 2019 saja, ada dua kejadian longsor yang terjadi di Gunung Geurute. "Untuk itu, Pegunungan Geurute sepanjang rute mulai dari tanjakan pertama itu harus diwaspadai. Namun begitu, walaupun Gunung Geurute paling berbahaya dengan kondisi cuaca seperti ini, para pengendara juga harus waspada di kawasan lainnya," tutup Ismail. (sm/c52)