Aceh Penguasa Sumatera, Cetak Hetrik Emas Sepakbola Porwil  

Provinsi Aceh boleh tersenyum lebar mengingat mampu mencetak hetrik medali emas di pentas sepakbola Pekan Olahraga Wilayah (Porwil)

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Aceh Penguasa Sumatera, Cetak Hetrik Emas Sepakbola Porwil   
IST
mencetak hetrik medali emas di pentas sepakbola Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera

BANDA ACEH - Provinsi Aceh boleh tersenyum lebar mengingat mampu mencetak hetrik medali emas di pentas sepakbola Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera. Terakhir, mereka ukir pesta empat tahunan di Bengkulu.

Dari 10 kali edisi pelaksanaan Porwil minus tahun 2007 dan 2011 karena cabang sepakbola dipertandingkan Pra-PON, punggawa Aceh terdepan dalam perolehan medali khususnya emas. Kecuali tiga keping emas, Tanah Rencong berhasil merebut dua perunggu.

Emas pertama diraih di Porwil 1996 di Banda Aceh. Sebagai tuan rumah, Khalidan, Husaini, Sukirmanto, Edy Gunawan, almarhum Teuku Hervin, dan sang legenda, Irwansyah (almarhum) keluar sebagai juara. Di partai final, Khalidan dkk sukses membungkam perlawanan Sumatera Barat.

Emas kedua bagi Tanah Rencong didulang di Porwil 1999 di Jambi. Keberhasilan mempertahankan gelar juara mampu dituntaskan oleh Faisal Jalal, Ismed Sofyan, Wahyudi, Mahdi Kunyet, Mukhlis Langsa, Mulyadi, Zulfan, Yulibar Ledon, plus Zulkaranen Trienggadeng. Mereka mengalahkan Sumatera Utara di final.

Dan catatan hetrik Aceh dihasilkan di Porwil edisi X Bengkulu. Pada laga final, Ridha Umami, Amiril Mukminin, Yasvani, Alvin Abdul Halim, Reza Santika, Rezal Mursalin, Putra Kurniawan, dan Edi Tiadrama mampu menumbangkan perlawanan tuan rumah 1-0.   

Sementara medali perunggu diraih ketika Porwil edisi kedua di Riau pada tahun 1987. Raihan juara tiga ini ditentukan oleh kolaborasi Anwar, Joni Asmara, Jayadi, Syukri OB, Syamsuddin, Taufik Yunus, M Yani, Zulfikar Jamal, Iskandar Ali, dan Nyak Umar.

Perunggu kedua disabet anak-anak Aceh saat tampil di Porwil ketiga di Palembang, Sumatera Selatan. Kali ini, tiket lolos ke PON melalui aksi indah Tarmizi Rasyid, Dahlan Jalil, Kurnia Khalid, Muslem alias Ngoh Lem, Zulkarnen Ibrahim, dan Ramadhana. Ini merupakan prestasi besar di bawah kepemimpinan Nazir Adam SE MM di PSSI Aceh.

Hanya saja, kegagalan paling diratapi oleh publik sepakbola Aceh saat Porwil 2003 di Lampung. Datang sebagai juara bertahan Porwil pada tahun 1996 dan 1999, Tanah Rencong gagal lolos menyusul aksi mogok. Dalam duel terakhir penyisihan grup melawan Sumut, Aceh lebih memilih mogok karena keputusan penalti dari wasit asal Palembang, Jemigin.

Kecuali itu, peluang Aceh lolos ke PON juga dituai oleh generasi emas. Diperkuat Zulfiandi Cole, Fitra Ridwan, Syahrizal Paraguay, Rahmanuddin, Muhammad Fani Aulia, Zulfadhli Batee, Luthfi Fauzi Hamdan, Efendi, dan Ramadhana ternyata tak menjadi jaminan ketika  tampil di Porwil 2015 di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Sementara pesaing terdekat Provinsi Aceh akan datang dari Sumbar dan Sumsel. Ya, hingga kini, kedua provinsi sama-sama mengoleksi dua kali meraih medali emas sepakbola Porwil. Bahkan, kali ini, Sumsel datang dengan status sebagai juara bertahan. Namun, mereka dibuat tak berkutik oleh pasukan muda Tanah Rencong.

Jujur saja, Porwil Bengkulu menjadi edisi terakhir pesta multi even Pulau Sumatera. Karena, edisi pertama Porwil dipentaskan di Kota Padang, Sumatera Barat. Kini, dengan tuntaskan semua provinsi menjadi tuan rumah, api Porwil sepertinya akan kembali ke Tanah Minang pada tahun 2023.

Mission impossible sedang dilakoni tim sepakbola Aceh di ajang Porwil 2019 di Bengkulu. Jujur saja, sebagai sebuah tim tentu saja tidak ideal. Ridha Umami dkk datang ke arena pertempuran dengan persiapan super minim.

Ya, hanya dua pekan latihan. Sementara seleksi pemain cuma dilakukan dua hari. Belum cukup! Rata-rata pemain dari kompetisi Liga 3. Mungkin, hanya sang kapten, Muhammad Rizky Yusuf dan M Fayrushi yang bermain di Liga 2 musim ini.

Meski serba kekurangan, ternyata semangat juang mereka sangat tinggi. Memang, Amiril Mukminin dkk hanya melakoni dua kali ujicoba dengan tim PPLP Aceh, dan U-17. Di balik itu semua, Reza Santika cs mampu menjawab semuanya. Ya, mereka sukses membawa kembali medali emas ke Tanah Rencong setelah 20 tahun.

Dari lima pertandingan mereka mainkan, ada satu partai sangat menarik. Adalah ketika Yasvani Yusri dkk bertemu dengan juara bertahan Porwil, Sumatera Selatan. Bukan rahasia lagi, Sumsel datang dengan kekuatan penuh juara Liga 3 musim ini, Muba United FC.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved