Ibu dan Anak Nyabu
Ibu dan Anak Tertangkap Nyabu di Meuraxa Banda Aceh, Ini Peran Masing-masing
Polresta Banda Aceh, menangkap ibu dan anak dari sebuah rumah di salah satu gampong di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh
Penulis: Misran Asri | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Personel opsnal unit I Satuan Narkoba Polresta Banda Aceh, menangkap ibu dan anak dari sebuah rumah di salah satu gampong di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Rabu (20/11/2019) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
Dari penangkapan LM (46) ibu dan AP (22) anak kandungnya itu petugas menemukan barang bukti satu botol minuman yang tutupnya telah dibuat dua lubang.
Lalu tiga pipa kaca , lima pipet bening serta satu plastik bening sisa narkotika jenis sabu yang baru digunakan oleh ibu dan anak laki-lakinya tersebut.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH melalui Kasat Narkoba, AKP Boby Putra Sebayang, SIK, menjelaskan dari keterangan ibu LM dan anaknya, AP pascapenangkapan keduanya, ternyata mereka memiliki peran masing-masing.
“Ibu LM berperan untuk mengantar sabu-sabu yang dipesan melalui anaknya AP kepada pemesan.
Sementara AP membeli barang haram tersebut dari bandar sabu,” kata AKP Boby.
• Plt Gubernur Aceh Minta Pembangunan PLTU Nagan Raya Libatkan Tenaga Lokal
Selain sebagai pengedar, ibu dan anak tersebut juga sering menggunakan barang terlarang itu bersama-sama.
Hal tersebut, lanjut mantan Kasat Reskrim Polres Abdya ini, di samping pengakuan keduanya, sejumlah barang bukti seperti satu botol minuman yang tutupnya telah dibuat dua lubang.
Lalu tiga pipa kaca , lima pipet bening serta satu plastik bening sisa sabu yang baru digunakan oleh ibu dan anak laki-lakinya tersebut juga ditemukan di rumah mereka saat penggerebekan dilakukan oleh personel opsnal Satuan Narkoba Polresta Banda Aceh.
“Selama ini ibu dan anak tersebut bukan hanya sebagai pengguna barang haram tersebut.
Tapi, ibu LM berperan sebagai kurir yang mengantar barang ke pemasan. Lalu, AP anaknya bertugas yang mengorder barang dari bandar sabu-sabu yang sampai kini masih kami telusuri keberadaannya,” pungkas AKP Boby.
Ia pun menerangkan kini ibu LM dan anaknya telah ditahan di Mapolresta Banda Aceh untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
• BREAKING NEWS: Puting Beliung Terjang Sragen, SMKN 1 Miri dan Waterboom Gemolong Ambruk
Diberitakan sebelumnya personel opsnal unit I Satuan Narkoba Polresta Banda Aceh, menangkap ibu dan anak dari sebuah rumah di salah satu di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Rabu (20/11/2019) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
Dari penangkapan LM (46) ibu dan AP (22) anak kandungnya itu petugas menemukan barang bukti satu botol minuman yang tutupnya telah dibuat dua lubang.
Lalu tiga pipa kaca, lima pipet bening serta satu plastik bening sisa narkotika jenis sabu yang baru digunakan oleh ibu dan anak laki-lakinya tersebut.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH melalui Kasat Narkoba, AKP Boby Putra Sebayang, SIK, mengatakan, ibu dan anak tersebut bukan hanya sebagai pengguna barang haram tersebut.
Tapi, selama ini keduanya juga sebagai pengedar.
“Mendengar pengakuan kedua tersangka, ibu LM dan anaknya AP mereka sering nyabu bareng buat kita urut dada.
Artinya, sudah begitu parah, sehingga barang haram tersebut tidak lagi mengenal ikatan yang sakral antara ibu dan anak.
Justru mereka kalau menggunakan sabu-sabu, kerap menggunakan bersama,” kata AKP Boby.
Ia pun mengharapkan peran serta semua pihak untuk sama-sama terlibat dalam upaya pemberantasan dan memarangi barang haram tersebut.
Karena para pelaku penggunaan sabu-sabu yang selama ini diamankan, mulai dari buruh bangunan, petani, oknum PNS sampai remaja usia belia.
“Apa jadinya negeri ini ke depan, kalau semua pihak tidak sama-sama berperan.
Kami miris saja melihat kondisi ini. Harapan kami semoga kita semakin peka dengan upaya penghancuran generasi depan bangsa ini,” sebut AKP Boby.
• DPRK Aceh Tengah Pertegas Komit Bantu Proses Penegerian UGP Takengon
Ia pun mengakui tingkat kesadaran masyarakat untuk melaporkan hal-hal yang mencurigakan semakin meningkat.
Penangkapan para tersangka bandar sabu serta para penggunanya umumnya karena ada laporan masyarakat, sebut Boby.
Ia pun menerangkan kini ibu LM dan anaknya telah ditahan di Mapolresta Banda Aceh untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Parahnya selain aktif menggunakan sabu-sabu, ibu dan anak kandungnya ini juga mengedarkan barang haram tersebut,” pungkas mantan Kasat Reskrim Polres Abdya ini.
Bahaya sabu bagi fisik dan jiwa
Narkoba di Indonesia masih terus berkembang. Awal bulan ini, polisi menangkap pengguna narkoba khususnya sabu yang profesinya berpengaruh di masyarakat.
Sabu, yang merupakan nama jalanan dari jenis methamphetamine ini merupakan jenis narkoba yang paling adiktif sehingga akan menimbulkan ketergantungan bagi para penggunanya.
Dokter sekaligus peneliti dalam bidang adiksi di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN), Jakarta, Hari Nugroho pun menjelaskan mulai dari bahaya dan bagaimana para pengguna keluar dari sabu dengan cara rehabilitasi.
• Proses Cambuk Terhadap Pelaku Pemerkosaan Terpaksa Dihentikan, Ini Penyebabnya
Dokter Hari, tolong dijelaskan seberapa bahayanya sabu dan efek yang ditumbulkan bagi pemakainya?
Sabu atau narkoba jenis methamphetamine yang berbentuk kristal (crystal methamphetamine) ini merupakan turunan dari amphetamine, yang mempunyai efek stimulansia.
Di dalam otak methamphetamine akan mempengaruhi pengeluaran dari zat kimia natural di dalam otak yang disebut dopamine.
Dopamine sendiri mempunyai pengaruh kepada motivasi, kesenangan, pergerakan tubuh.
Pada jangka pendek penggunaan sabu meskipun dalam dosis yang kecil akan menyebabkan penggunanya lebih terjaga, tidak mengantuk, dan fisik terasa lebih segar.
Pengguna juga akan merasa nafsu makan turun, denyut jantung yang cepat dan dapat tidak teratur serta meningkatkan tekanan darah serta suhu tubuh.
Sementara pada jangka panjang pengguna sabu dapat mengalami gangguan dalam penilaian (judgment) dan pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku berisiko.
Seperti seks yang tidak aman sehingga kemungkinan untuk tertular penyakit menular seksual juga meningkat.
Selain itu penggunaan jangka panjang juga dapat menyebabkan turunnya berat badan secara drastis, gangguan di gigi yang disebut meth mouth, sering gatal-gatal, gangguan cemas, gangguan tidur, paranoia, halusinasi serta perilaku kekerasan.
Studi terbaru juga menemukan bahwa pengguna jangka panjang methamphetamine rentan untuk mengalami gangguan kognitif dan meningkatkan risiko untuk mengalami Parkinson.
Overdosis juga dapat terjadi jika dosis semakin meningkat dimana pengguna dapat mengalami stroke, serangan jantung dan gangguan ginjal.
• Kerap Meresahkan Warga, Seorang Pemuda Gangguan Jiwa asal Langsa Dibawa ke RSJ Banda Aceh
Pada penggunaan yang akut atau baru saja memakai, kita dapat melihat pupil mata pengguna akan melebar, denyut nadi atau jantung meningkat, suhu tubuh dapat naik, tahan untuk tidak tidur selama beberapa waktu, tahan untuk tidak makan.
Pada mereka yang sudah mengalami kecanduan, dapat terlihat kehilangan berat badan yang ekstrim, wajah tampak lebih tua dari usia kronologisnya, lebih sensitif dan mudah marah.
Serta dapat mengalami gejala gangguan jiwa seperti paranoia, cemas, atau halusinasi.
Bagaimana dengan mental pengguna dok? Emosinya apakah meledak-ledak terus?
Methamphetamine akan memengaruhi juga area yang terkait dengan kognisi dan emosi, khususnya dalam melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan serta membuat penggunanya mengalami gangguan emosi. Lebih sensitif dan mudah marah yang dapat berujung pada perilaku kekerasan.
Banyak kasus pengguna di dalam perawatan yang melakukan perilaku kekerasan baik verbal maupun fisik kepada keluarganya sehingga anggota keluarga mengalami KDRT.
Banyak mereka yang konsumsi sabu untuk alasan kesehatan
Betul, methamphetamine dapat digunakan sebagai obat, methamphetamine merupakan obat sekunder untuk kondisi ADHD, dan juga dapat digunakan untuk terapi gangguan tidur yang disebut narcolepsy. Dosis yang digunakan dalam terapi biasanya tidak lebih dari 25mg per hari.
Dalam dosis terapi seperti ini methamphetamine akan membantu penderita ADHD untuk memusatkan perhatian, dan membuat mereka yang mengalami narcolepsy untuk dapat terjaga.
Dosis yang biasa dugunakan untuk pengobatan itu berapa sehingga bisa terjadi penyalahgunaan fungsi sabu?
Dari penelitian dosis yang sifatnya toksik (menimbulkan bahaya / keracunan) jika kadar methamphetamine dalam plasma mencapai 200 ng/ml atau melebihi dosis aman untuk terapi yang berkisar 25mg/hari.
Penyalahgunaan yang menuju ke ketergantungan umumnya terjadi pada mereka yang menggunakan methamphetamine secara berulang pada dosis sekurangnya 100 -150mg atau di jalanan sekitar paket Rp 100-200 ribu.
• Kerap Meresahkan Warga, Seorang Pemuda Gangguan Jiwa asal Langsa Dibawa ke RSJ Banda Aceh
Apakah rehabilitasi memang lebih disarankan daripada diberi hukuman?
Banyak riset yang telah menyebutkan bahwa hukuman pemidanaan semata tidak cukup efektif untuk membantu para pecandu untuk pulih.
Pendekatan kesehatan masyarakat, dengan diantaranya mempermudah akses kepada rehabilitasi dapat lebih membantu mereka untuk pulih, serta mengurangi stigma sehingga para pecandu ini mau mengakses layanan terapi.
Pada dasarnya terapi dan rehabilitasi ini bertujuan agar mereka tidak menggunakan narkoba lagi, mengurangi tingkat keparahan pemakaian, mengurangi atau mencegah kekambuhan agar mereka dapat berfungsi sebagaimana masyarakat lainnya secara bio-psiko-sosial.
Faktor apa saja yang mempercepat pemulihan dalam rehabilitasi?
Faktor-faktor yang dapat mempercepat pemulihan dapat berasal dari diri pecandu sendiri maupun kondisi eksternal.
Kondisi internal yang mempercepat pemulihan adalah penerimaan diri dan mau mengakui jika mereka bermasalah dengan narkoba yang pada ujungnya dapat meningkatkan motivasi untuk berubah.
Kemauan yang kuat untuk dapat berubah dan kemauan untuk mengikuti dan tetap dalam terapi juga faktor yang penting.
Selain itu dukungan dari keluarga atau orang-orang terdekat, disertai kemudahan untuk mengakses layanan terapi dan rehabiitasi juga dapat membantu mereka untuk pulih.
Hal ini juga perlu didukung dengan kebijakan pemerintah yang mengedepankan pendekatan kesehatan masyarakat dibandingkan pendekatan yang bersifat punitif semata.
Tahapan penyembuhan mana yang paling susah dilakukan pasien? Berapa lama ketergantungannya?
Paling susah adalah mereka yang masih dalam tahapan prekontemplasi, atau belum merasa bahwa pemakaian narkobanya adalah suatu masalah yang perlu untuk diperbaiki.
Yang kedua adalah pada mereka yang tidak mempunyai modailitas dukungan dari keluarga dan lingkungan yang memadai.
• Pria ini Menyamar Menjadi Wanita, Demi Bisa Menikah dengan Kekasihnya yang Sesama Jenis
Seringkali keluarga juga butuh untuk diterapi, adanya kejadian penggunaan narkoba oleh salah satu anggota keluarga dapat membuat keluarga tersebut “sakit” yang juga butuh untuk diperhatikan, pada keluarga yang tidak mau untuk terlibat dalam proses pemulihan si pcandu, risiko untuk kambuh tentu lebih besar.
Sementara itu para pengguna yang ditangani banyak juga yang mempunyai riwayat penggunaan narkobanya diatas 10 tahun, bahkan ada yang lebih dari 20 tahun memakai narkoba.
Apakah bisa benar-benar pulih orang yang berhenti dari narkoba jenis ini?
Orang yang mengalami gangguan penggunaan zat dapat pulih seperti sedia kala, asalkan mendapatkan penanganan dan dukungan yang adekuat, termasuk para pengguna sabu ini.
Mungkin saja pasien kambuh lagi ya dok? Terutama bagi mereka yang berusia tua?
Kekambuhan dapat terjadi pada mereka yang mengalami gangguan penggunaan narkoba.
Usia bukan menjadi faktor yang menyebabkan kambuh, namun kekambuhan dapat terjadi pada mereka-mereka yang belum bisa mengindentifikasi pemicu pemakaiannya.
Belum punya strategi mencegah kambuh atau strategi menghadapi faktor pencetusnya (trigger), dan pada meraka yang tidak mempunyai dukungan yang baik dan cukup
Apakah lingkungan terdekat berpengaruh pada proses penyembuhan ya dok?
Para penyintas adiksi ini dapat mengalami craving (keinginan untuk memakai ) jika bertemu dengan faktor-faktor pencetusnya.
Atau misalnya dalam situasi yang mirip dengan situasi dimana mereka memakai narkoba.
Keluarga atau orang-orang terdekat punya peran penting agar menjadi faktor yang sifatnya protektif, komunikasi yang baik, asertif dan efektif antara keluarga dan mantan pecandu menjadi hal yang krusial.
Pada mereka yang juga mengalami gangguan jiwa akibat penggunaan narkoba, pemantauan dan kontrol teratur pada dokter ahli kesehatan jiwa juga penting untuk terus menjadi perhatian keluarga.
Memberikan kepercayaan, bersikap non-judgnental dan mendorong para mantan pecandu agar terus produktif juga perlu dilakukan oleh keluarga agar para mantan pecandu ini dapat terus bertahan untuk clean and sober.(Misran Asri/Apfia Tioconny Billy)
• Kerap Meresahkan Warga, Seorang Pemuda Gangguan Jiwa asal Langsa Dibawa ke RSJ Banda Aceh