Rumah Janda Terancam Ambruk, Erosi Krueng Geumee Aceh Barat Mengganas
Satu rumah milik Meurahwan (45), janda kurang mampu yang tinggal bersama dua anaknya di Desa Meutulang, Kecamatan Panton Reu
MEULABOH - Satu rumah milik Meurahwan (45), janda kurang mampu yang tinggal bersama dua anaknya di Desa Meutulang, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, terancam ambruk ke sungai. Amatan Serambi, Selasa (19/11), erosi Krueng Geumee yang semakin mengganas menyebabkan sebagian dapur rumah wanita malang itu sudah rontok. Sementara puluhan rumah lainnya di daerah itu hanya berjarak sekitar tiga meter lagi dari pinggir sungai.
"Saya terkejut mendengar suara gemuruh pada malam hari. Ternyata suara itu berasal dari tebing sungai yang jatuh akibat terkikis. Saya hanya bisa pasrah, tinggal menunggu rumah ambruk semuanya ke sungai," kata Meurahwan kepada Serambi, Selasa (19/11) di rumahnya.
Hatinya kini sedang galau, sebab sewaktu-waktu rumahnya bisa ambruk semua ke sungai. Apabila rumah berkonstruksi papan itu runtuh, maka baginya tidak ada harapan lagi untuk membangun rumah baru. Karena ia hanya seorang janda miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Ia mengharapkan bantuan pemerintah agar segera mengatasi erosi Krueng Geumee guna menyelamatkan hartanya yang tersisa itu. Ia mengaku tidak mampu lagi membangun rumah untuk tempat berlindung anak-anaknya telah menjadi yatim. "Saya berharap rumah kami ini bisa diselamatkan," ucapnya.
Sementara itu, Keuchik Meutulang, T Saiful Bahri Ardhi menjelaskan, bangunan rumah tersebut baru dapat diselamatkan jika pemerintah bisa membangun tanggul di daerah itu. Sehingga saat banjir datang, tebing sungai dekat rumah tidak akan terkikis lagi.
Menurut T Saiful, erosi Krueng Geumee telah menyebabkan dapur rumah warga ambruk ke sungai. Ia meyakini jika terjadi banjir lagi, rumah Meurahwan akan runtuh total. "Kami berharap Pemerintah Aceh Barat agar segera menyelamatkan rumah-rumah warga yang saat ini terancam ambruk akibat erosi Krueng Geumee," harap T Saiful.
Pada bagian lain, Keuchik Meutulang, T Saiful Bahri Ardhi mengungkapkan bahwa pihaknya sudah pernah mengusulkan pembangunan tanggul sepanjang 300 meter guna menyelamatkan rumah-rumah di pinggir sungai. Namun tanggul yang terealisasi hanya sekitar 40 meter, sehingga belum mampu mencegah pengikisan tebing sungai di kawasan rumah penduduk.
"Kami berharap pemerintah melalui dinas terkait untuk segera membangun tanggul sepanjang 260 meter lagi, guna menyelamatkan rumah-rumah warga yang saat ini terancam ambruk," harapnya. (c45)