Wali Murid Aniaya Guru

Guru yang Dianiaya Wali Murid Ternyata Anak Tokoh Pendidikan dan Pejuang Pemekaran Sultan Daulat

Rahmah ternyata anak dari almarhum Marhaban yang merupakan tokoh pendidikan di Subulussalam, dan pejuang pemekaran Kecamatan Sultan Daulat.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Foto Dok Keluarga
Marhaban (alm), tokoh pendidikan Subulussalam dan pejuang pemekaran Kecamatan Sultan Daulat. 

Saat ini, Rahmah tak lagi punya peluang menjadi PNS melalui rekrutmen jalur umum, lantaran usianya telah mencapai 35 tahun.

Dia hanya berharap manakala ada keajaiban yang dalam istilah honorer disebut ‘pemutihan’ dapat menjadi ASN. Tapi semuanya hanya angan-angan yang tak bisa terlalu diharapkan.

”Yang penting tujuan utama saya mengabdi untuk daerah, karena memang latar belakang pendidikan saya guru,” kata Rahmah dalam perbincangan dengan Serambinews.com, Minggu (24/11/2019).

Beberapa hari lalu, Rahmah justru dianiaya oleh wali muridnya sendiri hingga jilbab yang dikenakan robek dan mengalami memar akibat ditampar dan dicubit.

Bukan hanya itu, perlakukan ‘persekusi’ juga kerap dialami oleh Rahmah dalam kurun dua bulan terakhir oleh wali murid yang sama.

Pertama, Rahmah didatangi sang wali murid pada 26 Oktober 2019, kemudian 14 November 2019 dan terakhir 20 November 2019 yang berakhir dengan penganiayaan.

Tubuh Rahmah yang kecil tak berdaya melawan ganasnya wali murid sang penganiaya dengan postur tubuh lebih besar.

Penganiayaan dan penyerangan itu bukan hanya membuat Rahmah terluka dan syok, tapi putra pertamanya Prasetia Aulia Rahman yang masih duduk di kelas satu hingga sekarang juga masih trauma.

Sampai saat ini, putra bu guru ini masih ketakutan manakala melihat orang karena sering menyaksikan ibunya diserang dengan kata-kata kasar dan keras.

Saat tamu datang silih berganti memberi support kepada Rahmah, sang putra tampak duduk di belakang tubuh sang bunda, tak mampu menatap orang.

Penganiayaan itu terjadi Rabu (20/11/2019) pukul 10.30 WIB, yang bermula dari peristiwa pada 22 Oktober, dimana anak pelaku berkelahi dengan teman sekelasnya.

Saat itu, Rahmah sedang menulis di papan tulis dan diberitahu jika sang murid menangis. Lalu sebagai wali kelas, Rahmah mendamaikan sang murid karena hanya masalah kecil.

Lalu, lanjut Rahmah, berselang sepekan yakni Sabtu (26/10/2019) lalu wali murid berinisial SN datang ke dalam kelas saat proses belajar sedang dimulai dan menghampiri anaknya.

Rahmah sempat menanyai sang murid mengapa ibunya datang dan ternyata SN mendengarnya dan kembali masuk ke kelas.

Terjadi cekcok antara sang wali murid dengan Rahmah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved