Sri Sartika Dewi
Pengabdian di Karate tak Diragukan
Karateka Perguruan Kushin Ryu M Karate-do Indonesia (KKI) Lhokseumawe, baik yang masih duduk di bangku sekolah dasar hingga sudah berkuliah
Karateka Perguruan Kushin Ryu M Karate-do Indonesia (KKI) Lhokseumawe, baik yang masih duduk di bangku sekolah dasar hingga sudah berkuliah, Minggu (24/11/2019), mengikuti ujian kenaikan sabuk di Dojo Sam Training Camp Meunasah Masjid, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.
Diantara mereka terlihat seorang wanita yang menggunakan sabuk hitam yang terus membimbing para murid itu. Suara lantang dan serius menjadi ciri khasnya saat melatih. Wanita itu adalah Sri Sartika Dewi atau kerap disapa oleh para murid KKI dengan sebutan Senpai Dewi.
Ia merupakan pemegang sabuk hitam Dan III. Wanita kelahiran 23 November 1976 lalu itu sudah bergelut di dunia karate sejak masuk SD di Kota Langsa. Berkat keseriusan berlatih dan dukungan dari orang tua, membuatnya mampu berprestasi. Misalnya, juara pertama Popda sejak 1992 saat mewakili Langsa hingga terakhir di Bireuen tahun 2010.
Pada tahun 1994, Senpai Dewi resmi menikah dengan seorang pelatih karate, yakni Samsul Yusuf. Sejak saat itu, ibu empat anak tersebut mulai aktif melatih anak-anak bersama suaminya. "Saya begitu menikmati saat melatih anak-anak. Apalagi, anak-anak tersebut nantinya berhasil menjadi juara," ujarnya sambil tersenyum kepada Serambi, kemarin.
Wanita asal Meunasah Masjid, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe itu memastikan dirinya akan terus mengabdikan diri untuk melatih generasi bangsa menjadi karateka sejati. "Dalam diri karateka sejati itu terdapat jiwa kesatria seperti disiplin, percaya diri, sopan santun, dan berdidikasi terhadap agama serta bangsa,” pungkasnya.(bah)