Illiza Sa’aduddin Djamal, Menjaga Keutuhan Harus Dimulai dari Diri Sendiri
Kampung halaman tetap tempat yang nyaman. Makanannya juga jauh berbeda," katanya saat menjadi pembicara saat sosialisasi empat pilar
SETELAH dilantik sebagai anggota DPR RI pada Senin 1 Oktober 2019, Illiza Sa’aduddin Djamal tinggal di Jakarta. Meski tinggal di ibu kota, Illiza tetap merindukan kampung halamannya.
"Kampung halaman tetap tempat yang nyaman. Makanannya juga jauh berbeda," katanya saat menjadi pembicara saat sosialisasi empat pilar kebangsaan di Hotel Al Hanifi Banda Aceh, Selasa (26/11/2019).
Ini kepulangan pertama Illiza setelah menjadi anggota DPR RI. Kehadirannya untuk mengisi acara sosialisasi empat pilar kebangsaan. Setelah acara itu, Illiza kembali terbang ke ibu kota.
Mantan wali kota Banda Aceh ini menyatakan, sebagai wakil rakyat dirinya sudah meneguhkan diri akan berjuang untuk kepentingan rakyat, khususnya masyarakat Aceh.
Saat ini, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini bergabung dalam Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, dan sejarah.
Dalam beberapa rapat kerja dengan kementerian yang menjadi mitra komisi, Illiza selalu bersuara lantang berbicara tentang berbagai hal yang bersentuhan dengan persoalan masyarakat.
Illiza mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat saat ini yang dipapar isu radikalisme. Menurutnya, ada kekeliruan dalam memahami makna radikalisme. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, radikal adalah perubahan secara mendasar.
"Kita radikal dengan agama tetapi bukan extrimis. Jangan kemudian orang yang ikut pengajian sudah dicurigai," katanya.
Menurut Illiza, banyak orang yang memanfaatkan keadaan itu untuk menghancurkan keutuhan bangsa. Karena satu orang jadi teroris, kemudian tatanan kehidupan menjadi rusak. Setiap warga negara, lanjut Illiza, harus menjaga pertahanan dan keutuhan bangsa. "Menjaga keutuhan Republik Indonesia harus berawal dari diri kita sendiri dan keluarga," ujar dia.
Selama ini, Illiza mengungkapkan nilai-nilai Pancasila yang tertanam dalam kehidupan bermasyarakat sudah mulai pudar. Hal ini terlihat dari kondisi saat ini dimana sifat gotong royong dalam masyarkaat sudah tidak ada lagi. Makanya, Illiza mengajak semua pihak untuk memperbaiki kembali tatanan kehidupan masyarakat sebagaimana cita-cita pendiri bangsa. Apalagi kalau di Aceh yang kehidupan masyarakatnya diikat oleh aturan dan norma-norma Islam.
"Kalau kita bisa mengamalkan ajaran agama dengan baik, berarti kita sudah mengamalkan Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI, serta menerima perbedaan bukan untuk membeda-bedakan," katanya.
Hal terpenting lainnya, lanjut dia, setiap orang tua juga diminta menjaga anak-anaknya agar tidak bergaul dengan kelompok-kelompok yang salah. Sudah banyak generasi Aceh sekarang yang hancur karena terpengaruh narkoba.
"Sudah cukup tetasan air mata keluar melihat kondisi bangsa ini. Hari ini narkoba terus merajalela. Ayo jaga keluarga kita. Jaga keutuhan bangsa ini melalui keluarga," ajak Illiza.
Begitu juga dengan guru-guru di sekolah harus bisa mencetak generasi yang unggul. Apalagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah berpesan dengan mengatakan dimanapun guru berada, lakukan perubahan walaupun itu kecil.
"Tidak akan berubah satu kaum kalau kita tidak mulai dari kita sendiri," tegas Illiza mengutip Alquran Surat Ar-Ra'd ayat 11 pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan.(masrizal bin zairi)