Milad GAM
Peringatan Milad GAM ke-43 di Pidie, Warga Larut Dalam Zikir, Ini Pesan Sarjani Abdullah
Tidak adanya manusia yang sempurna di dunia ini, kecuali Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nur Nihayati
Tidak adanya manusia yang sempurna di dunia ini, kecuali Nabi Muhammad SAW.
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI- Warga Pidie larut dalam zikir memperingati Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke-43 dipusatkan di Kantor DPW Partai Aceh (PA) Pidie, Rabu (4/12/2019).
Zikir tersebut dipimpin Imam Masjid Baitul A'la Al-Mujahidin Abu Beureueh Beureunuen, Pidie, Abi Sukardi.
Turut hadir Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud, Ketua DPW PA Pidie, H Sarjani Abdullah, Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, Ketua KPA Pidie, Bakhtiar Abdullah atau Madon, sejumlah anggota dewan, dan mantan kombatan GAM.
• Doa dan Zikir Warnai Peringatan Milad GAM ke 43 di Pijay
• Milad Ke- 43 GAM Dipusatkan di Makam Hasan Tiro, Ini Pesan Wali Nanggroe Malik Mahmud dan Mualem
• Berkas Pelamar CPNS di Lhokseumawe Terus Diverifikasi, Ini Jumlah tak Penuhi Syarat
Peringati Milad GAM tersebut dirangkaikan dengan santunan anak yatim, donor darah 100 kantong dan ceramah agama yang disampaikan, Tgk Abubakar Barieh.
Ketua DPW PA Pidie, Sarjani Abdullah, dalam sambutannya antara lain menyebutkan, momentum memperingati Milad GAM ke-43 untuk merajut kembali persatuan.
Dengan adanya persatuan, maka kepentingan masyarakat yang tertuang dalam butir-butir Mou Helsinki akan berhasil diperjuangkan.
Ia menyebutkan, perbedaan pendapat yang selama ini terjadi merupakan rahmat.
Kecuali itu, sebutnya, jangan berpecah belah hanya karena beda pendapat.
" Tidak adanya manusia yang sempurna di dunia ini, kecuali Nabi Muhammad SAW.
Untuk itu, mari kita perbaiki kesalahan tersebut, mungkin selama ini kita telah tergelincir, sehingga kesalahan tida ada lagi," jelasnya.
Ia menambahkan, perjuangan yang telah dilakukan adalah bentuk keikhlasan, maka keikhlasan tersebut harus diperlihatkan kembali kepada kepada masyarakat.
Bahwa keikhlasan yang dilakukan merupakan bentuk perjuangan rakyat Aceh.
Di akhir pidatonya, mantan Bupati Pidie Sarjani Abdullah, mengungkapkan, meunye langeit kasinget bah awan peutimang, meunye bumoe kareutak bah ujeun peurata.
(Jika langit miring biar awan yang meluruskan, jika bumi sudah retak biar hujan perbaikinya). (*)