Jembatan Beurandang Ambruk  

Abutment jembatan Beurandang di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, yang menghubungkan ruas jalan Peureulak-Lokop

Editor: hasyim
SERAMBI/SENI HENDRI
Anggota DPRA asal Aceh Timur, Iskandar Usman meninjau jembatan ambruk di ruas Peureulak-Lokop di Gampong Beurandang, Kecamatan Ranto Peureulak, Minggu (8/12/2019). SERAMBI/SENI HENDRI 

IDI - Abutment jembatan Beurandang di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, yang menghubungkan ruas jalan Peureulak-Lokop, ambruk. Padahal sarana penghubung yang dibangun menggunakan dana Otsus APBA tahun 2018 sekitar Rp 4-6 miliar itu baru rampung pada akhir 2018.

Zakaria, warga setempat yang ditemui Serambi di lapangan mengaku bahwa ambruknya abutmen jembatan Beurandang diduga akibat tiang pancang di dasar abutmen sangat dangkal. Hal itu menyebabkan pergeseran dasar tanah yang berujung pada ambruknya abutmen.

Merespons hal itu, Anggota DPRA asal Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky SHi langsung meninjau jembatan tersebut, Minggu (8/12). Hasil amatan di lapangan memperlihatkan abutment jembatan dari arah Peureulak telah ambruk. Selain itu terjadi keretakan pada beton pengaman besi jembatan dan talut jalan, serta badan jalan turun. Bahkan abutment lainnya dari arah Peunaron juga sudah renggang antara badan jembatan dengan alas abutmen.

"Karena itu sebelum jembatan ini ambruk, kami minta dinas terkait agar segera memperbaikinya, mengingat jembatan ini dilalui masyarakat tiga kecamatan di Aceh Timur, yaitu Serbajadi, Peunaron, dan Ranto Peureulak. Jembatan ini juga sering dilalui mobil penumpang L300 dari Gayo Lues ke Langsa dan Medan," jelas Iskandar.

Sebelumnya, sambung Iskandar, pihaknya telah menyampaikan hasil tinjauan Pansus DPRA kepada dinas terkait, dan telah menyurati Plt Gubernur Aceh dan Kadis PUPR Aceh untuk segera memperbaiki jembatan itu. Kemudian dinas menurunkan tim teknis ke lapangan untuk mensurvei hingga membangun talut penahan badan jalan pada sisi kiri jembatan dari arah Peureulak.

"Ini tidak menjamin, karena badan jalan dan abutment turun sudah sangat parah. Jika tidak ditangani cepat dan maksimal maka jembatan ini terancam putus," ungkap Iskandar.

Ia menduga amblasnya abutment jembatan ini akibat faktor geografis. Maka dari itu, dinas terkait perlu menurunkan tim teknis untuk menyurvei kembali, sehingga dapat melakukan rekomendasi teknis perbaikannya kepada pihak rekanan.

 Dasar Tanah Lembek

Sementara Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Aceh, Mawardi saat dikonfirmasi mengatakan, turunnya jalan dan abutment jembatan Beurandang diduga akibat tanah bagian dasar lembek sampai dengan kedalaman 60 meter.

"Kalau pembangunan awalnya sudah sesuai dengan desain. Karena itu turunnya badan jalan dan abutment ini diduga karena tanah di dasar jalan lembek. Pasalnya, jembatan yang lama kasusnya serupa yaitu amblas, yang diduga karena tanah dasar lembek," jelas Mawardi.

Namun untuk memastikan penyebab sesungguhnya, sambung Mawardi, perlu kajian oleh tim teknis. Untuk itu, Dinas PUPR Aceh telah menurunkan tim teknik internal dan tim teknik dari Unsyiah beberapa waktu lalu.

"Saat ini kami sedang menunggu hasil survei tim teknik tersebut. Namun untuk sementara badan jalan yang turun di jembatan Beurandang sudah ditimbun," jelas Mawardi. Dikatakan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan perbaikan terhadap jembatan dan jalan yang rusak di jalan Peureulak-Lokop. (c49)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved