Racer Asal Banda Aceh Meninggal di Arena Balap  

Kejuaraan Daerah (Kejurda) Motoprix Seri 4 di Kota Jantho, Aceh Besar, Minggu (8/12/2019) diwarnai duka. Pasalnya, salah seorang pembalap

Editor: hasyim
instagram @73_suman
Safrianto Ilham 

BANDA ACEH - Kejuaraan Daerah (Kejurda) Motoprix Seri 4 di Kota Jantho, Aceh Besar, Minggu (8/12/2019) diwarnai duka. Pasalnya, salah seorang pembalap (racer) asal Kota Banda Aceh, Safrianto Ilham, meninggal dunia karena mengalami kecelakaan saat mengikuti balapan.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu, korban bersama sejumlah racer senior lainnya sedang terlibat kejar-kejaran. Saat memasuki tikungan landai, mungkin karena terlalu ke pinggir atau ada faktor lain, Safrianto kehilangan kendali dan langsung menabrak sisi trotoar jalan, disusul jatuhnya seorang racer lainnya yang berada tepat di belakangnya.

Setelah menabrak pinggir trotoar arena balap yang pernah digunakan pada even yang sama saat pelaksanaan Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIII tahun 2018 lalu, Safrianto yang juga akrab disapa Suman 73, terpental ke pinggir jalan dan jatuh ke dalam saluran. Para penonton pun sontak kaget dan berupaya membantu korban dengan mengangkatnya keluar dari dalam saluran.

Semua kejadian tersebut terlihat dalam video detik-detik almarhum Safrianto Ilham menabrak pinggiran trotoar. Video berdurasi 30 detik itu beredar cepat melalui aplikasi chatting WhatsApp dan media sosial lainnya. Video lainnya pascaperistiwa itu terjadi juga sempat beredar dan diterima Serambi. Di dalam video itu, kuat dugaan korban sudah mengembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian.

Sekretaris Panitia Pelaksana, Jack Karmidi yang dihubungi Serambi menjelaskan bahwa kecelakaan itu murni akibat human error (kesalahan manusia), karena beberapa racer lain yang memasuki tikungan tersebut terlihat cukup aman dan stabil. Hanya Safrianto yang justru menepi habis ke sisi jalan sirkuit sehingga menghantam pinggir trotoar.

“Ada kemungkinan korban blank, sehingga out sendiri dan itu sering terjadi. Bukan karena ada sesuatu, bukan karena sirkuitnya atau apa itu sama sekali nggak ada. Bahkan di dalam videonya, korban sama sekali tidak disenggol oleh pembalap lainnya,” sebut Jack.

Ia juga mengatakan bahwa tikungan sirkuit itu juga dinilai paling aman, tidak patah dan sangat landai, serta luasannya mencukupi. “Ketika racer yang lain aman, korban justru seperti terbuai sendiri,” imbuhnya.

Padahal, sambung Jack, almarhum Safrianto merupakan pebalap senior dan juga termasuk atlet PORA. Karena itulah korban mengikuti kelas senior dan itu memang kelas khusus yang diikuti enam sampai sembilan pembalap yang sudah memiliki nama-nama besar di berbagai kejuaraan.

“Begitu kejadian tersebut, petugas medis yang memang disiagakan di lokasi langsung membawa lari korban ke rumah sakit. Begitu sudah sampai ke jalan Banda Aceh-Medan, nyawa korban sudah tidak terselamatkan lagi. Setelah itu juri, pengurus IMI, serta sejumlah pembalap langsung bersama-sama mengantar jenazah korban di rumahnya Lampulo, ” pungkasnya.

                                                                                                Hentikan balapan

Pascaperistiwa itu terjadi, pengawas IMI Aceh mengambil sikap dengan menutup dan menghentikan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Motoprix Seri 4. Perlombaan juga tidak dilanjutkan dan untuk peraih juara diambil dari hasil terbaik sehari sebelumnya. “Ini sebagai wujud penghormatan terhadap almarhum Safrianto Ilham,” ujar Jack Karmidi.

Jack Cahroad begitu sapaan akrabnya mengatakan, even tersebut kerja sama antara Ikatan Motor Indonesia (IMI) Aceh dengan club-club motor dan menjadi even tahunan, sehingga korwil Aceh Besar tahun ini memilih melaksanakan di Kota Jantho.(mir)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved