Ketua MPU Aceh Meninggal
Selamat Jalan Prof Muslim
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, meninggal dunia pada usia 71 tahun.
* Dimakamkam Pagi Ini
BANDA ACEH - Inna Lillahi wa Inna Ilahi Rajiun. Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, meninggal dunia pada usia 71 tahun. Prof Muslim meninggal di kediamannya, Gampong Limpok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Kamis (12/12/2019) sekitar pukul 18.00 WIB. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Riezqiena Fajriah ST MT, serta tiga anak (satu laki-laki dan dua perempuan).
Rencananya, jenazah almarhum akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gampong Limpok, Jumat (13/12/2019) pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB. Hal itu dilakukan karena pihak keluarga masih menunggu kepulangan anak laki-laki almarhum, Furqan, dari Jakarta. Pesawat yang ditumpangi Furqan diperkirakan mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, sekitar pukul 09.00 WIB.
Informasi meninggalnya ulama kharismatik Aceh ini yang juga menjadi pengasuh Konsultasi Agama Islam (KAI) sejak awal Serambi terbit, benar-benar mengejutkan masyarakat Tanah Rencong. Buktinya, media sosial seperti grup WhatsApp (WA), Facebook (Fb), dan Instagram (IG), dibanjiri postingan kabar tersebut dan ucapan belasungkawa.
Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali, yang dihubungi Serambi, tadi malam, menyampaikan, almarhum (Prof Muslim-red) selama ini mengalami sakit kencing manis (diabetes) dan asam lambung. "Sejak tiga atau empat bulan, Abu (sapaan akrab untuk Prof Muslim Ibrahim-red) sudah nggak aktif lagi di MPU karena sakit," ujarnya.
Menurut Tgk Faisal Ali, sebelumnya Prof Muslim Ibrahim sudah pernah berobat ke Kuala Lumpur, Malaysia, serta pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dan Rumah Sakit Prince Nayef (RSPN) bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Darussalam, Banda Aceh. "Dalam beberapa hari ini kesehatan Abu terus menurun. Kemarin (Rabu-red), anggota MPU Aceh yang ada di sini (Banda Aceh) sudah berkunjung ke rumah untuk melihat keadaan beliau," ungkap Lem Faisal--sapaan akrab Tgk H Faisal Ali.
Prof Muslim Ibrahim yang lahir di Cot Usi (Aceh Utara), 8 Oktober 1948, ini mengenyam pendidikan tinggi (S1 sampai S3) di Universitas Al Azhar dan ‘Ain Syams University, Kairo, Mesir. Selain sebagai guru besar hukum Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, semasa hidupnya almarhum antara lain juga pernah menjabat Direktur Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Kepala Biro Pengembangan Pendidikan Agama/Dayah-NAD Depag Wilayah Aceh, Anggota MPD Aceh, Pengurus ICMI Aceh.
Selain itu, Mutasyar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (2015-2020) ini selama hidupnya juga pernah menduduki jabatan sebagai Ketua DPS Bank Aceh Syariah, Ketua DPS Bank Hareukat Syariah, Anggota DSN Pusat, Anggota Majelis Ulama ASEAN, Wakil Ketua Tim Pembina Haji Nasional Depag, Wakil Ketua I MPU Aceh, dan terakhir sebagai Ketua MPU Aceh.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, beserta jajaran Pemerintah Aceh turut berduka atas meninggalnya Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Prof Dr Tgk H Muslim Ibrahim MA, pada Kamis (12/12/2019), sekitar pukul 18.00 WIB. Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, dalam siaran pers kepada Serambi, tak lama setelah pihaknya menerima kabar duka tersebut. “Pak Nova Iriansyah sangat kaget mendapat kabar duka itu dan Beliau merasa sangat kehilangan,” ujar pria yang akrab disapa SAG ini.
Menurutnya, Plt Gubernur Aceh atas nama pribadi dan keluarganya serta atas nama Gubernur beserta jajaran Pemerintah Aceh, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah Prof Dr Muslim Ibrahim. "Kita semua sangat kehilangan dan Pemerintah Aceh sangat berduka," katanya.
Prof Muslim, lanjut SAG, adalah hamba Allah yang paripurna. “Beliau adalah seorang guru besar Fiqh Muqaran UIN Ar-Raniry, intelektual muslim, ulama, Ketua MPU Aceh, dan juga Dewan Pengawas Ekonomi Syariah Aceh,” timpal Saifullah.
Ia juga menjelaskan, konstribusi Prof Muslim Ibrahim sangat besar bagi Pemerintah Aceh. Selain pengabdiannya di MPU Aceh, sambung SAG, Prof Muslim juga aktif membantu mewujudkan wisata halal, lembaga keuangan syariah, sektor kesehatan, dan di berbagai sektor lainnya seperti sertifikasi halal bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
SAG menambahkan, Pemerintah Aceh sesungguhnya masih sangat membutuhkan pikiran-pikiran Prof Muslim. Namun, Allah berkehendak lain dan itu tentu saja yang terbaik buat almarhum. "Mari kita berdoa, semoga Prof Muslim Ibrahim, mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Kita semua beserta keluarga yang beliau tinggalkan mengikhlaskan kepergian beliau, serta melanjutkan perjuangan Prof Muslim," ajak Nova seperti dikutip Saifullah Abdulgani. (una/rel/jal)
