Boat Nelayan Kesulitan Lewati Muara Krueng Meureubo
Muara Krueng Meureubo di kawasan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Ujong Drien dan Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat
MEULABOH - Muara Krueng Meureubo di kawasan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Ujong Drien dan Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat sudah dangkal sejak 2 tahun yang lalu. Dampaknya, nelayan kerap tidak bisa melaut karena boat mereka tidak bisa keluar dari muara tersebut, terlebih pada musim kemarau. Selain muara, sungai itu juga dangkal sepanjang 1.700 meter, mulai dari arah masuk dari laut hingga menuju ke TPI.
"Saat ini, hanya boat kecil saja yang bisa keluar masuk, itu pun juga mengalami kesulitan karena air sungai dangkal. Sebab saat dangkal, ketinggian air hanya sekitar 40-50 cm saja, sehingga nelayan harus menggunakan kayu untuk mendorong boat mereka saat keluar masuk muara," kata Abu Samah Z, Panglima Laot Lhok Mereubo kepada Serambi, Jumat (13/12/2019).
Ia menjelaskan, nelayan sudah lama sangat mengeluhkan kondisi itu. Namun sejauh ini persoalan tersebut belum ada tindak lanjut dari dinas terkait, khususnya penanganan pendangkalan muara sungai yang selama ini menjadi arus keluar masuknya ratusan boat nelayan.
Menurut Abu Samah, saat ini hanya boat kecil ukuran 1-3 GT saja yang bisa keluar masuk muara, itu pun harus didorong menggunakan kayu. Sedangkan boat besar sama sekali tidak bisa merapat ke TPI kawasan Ujong Drien.
“Para nelayan sangat berharap kepada pemerintah kiranya ke depan menjadi prioritas pembangunan di daerah kami, terutama soal pendangkalan muara ini. Karena ribuan nelayan selama ini memanfaatkan Krueng Meureubo untuk sandaran dan keluar masuk menuju laut,” harapnya. “Apalagi, akibat dangkalnya muara sungai ini sering menyebabkan nelayan tidak bisa melaut, sehingga menghambat perekonomian mereka,” tutup dia.
Sementara itu, anggota DPRA, Fuadri menekankan, Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Barat untuk segera memberikan solusi dan perhatian penuh bagi kesulitan nelayan di Kecamatan Meureubo. “Kita ikut prhatin dengan kondisi nelayan kita saat ini, karena akibat dangkalnya muara sungai terkadang mereka tidak bisa melaut. Dengan tidak melaut tentu pendapatan kebutuhan keluarga tak mencukupi, sebab sebagian warga di daerah itu pendapatan mereka hanya di laut,” jelas Fuadri yang ikut meninjau langsung lokasi muara yang dangkal itu.
Dipaparkan dia, sejak satu tahun belakangan ini nelayan di kawasan tersebut melaut hanya di waktu tertentu saja karena harus menunggu adanya air pasang agar boat mereka bisa keluar. Sedangkan pendangkalan sungai semakin meluas sehingga celah untuk masuk pun semakin sempit.
“Saya ingin Pemerintah Aceh ikut membantu penanganan muara dan sungai yang dangkal ini sehingga para nelayan bisa lebih mudah mencari rezeki ke laut yaitu menangkap ikan untuk mereka jual sebagai pendapat ekonomi bagi keluarganya,” pungkas Fuadri.(c45)