Anak Korban Kebakaran Butuh Baju dan Seragam Sekolah
SEMENTARA itu, Camat Pirak Timu, Ismohar, menyebutkan, saat ini yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak pengungsi korban
SEMENTARA itu, Camat Pirak Timu, Ismohar, menyebutkan, saat ini yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak pengungsi korban kebakaran adalah pakaian sehari-hari dan juga seragam sekolah, meskipun sedang musim liburan sekolah. Sedangkan jumlah kebutuhan dapur atau bantuan masa panik dianggap sudah memadai.
“Pasca-kebakaran kemarin kita bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendirikan posko kebakaran untuk menyediakan bantuan logistik bagi korban,” ujar Ismohar. Bantuan pun sudah berdatangan dari instansi pemerintah dan pihak lainnya.
Disebutkan, panitia posko bersama muspika nantinya akan terus mengawasi dan menyalurkan bantuan masa panik kepada korban selama tujuh hari ke depan. “Jumlah ruko yang terbakar delapan unit dengan jumlah kepala keluarga 10 orang,” ujar Ismuhar. Sedangkan jumlah jiwa yang mengungsi sebanyak 36 orang.
Disebutkan, panitia juga menyediakan dapur umum dan juga memasak untuk kebutuhan pengungsi. “Untuk korban kebakaran Muridayani saat ini masih dirawat di RSU Cut Meutia Aceh Utara, tapi terbakarnya tidak melepuh, korban mengalami lembab saja di bagian tangannya,” pungkas Camat Pirak Timu.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara Amir Hamzah mengatakan pasca-kebakaran sesuai dengan intruksi Bupati, langsung didirikan tenda darurat dan dapur umum di lokasi kejadian berlaku selama tujuh hari ke depan. “Untuk stok logistiknya akan selalu selalu kita monitor dan jika kekurangan pemkab akan mendistribusikan,” katanya.
Menurut Amir, saat ini pihaknya terus melakukan pendataan kerugian material, setelah itu akan dilaporkan ke Pemkab Aceh Utara. “Delapan bangunan ruko terbakar dihuni oleh 10 KK,” sebut Kalaks BPBD Aceh Utara ini.
Disebutkan, masing-masing adalah Rika Abdullah (45) bersama isteri dan empat anaknya, Abdurahman (45) bersama isteri dan tiga anaknya, Saputra (35) bersama isteri dan satu anak, kemudian Efendi (38) bersama isteri dan dua anak,. Sedangkan Abdul Muhaidin (35) dan Marzuki, bersama isteri dan tiga anaknya. Kemudian Nurlaili (38) janda tinggal bersama 4 anaknya, Hidayatullah (30) bersama isteri. “Terakhir Khatijah (80) dan Ainol Mardiah (40) keduanya janda,” pungkas Amir.
Bujuk korban
Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma setelah mendapat informasi tersebut langsung menuju ke lokasi kebakaran untuk mengantarkan bantuan pribadinya kepada korban kebakaran. Ia didampingi Tauke Dan (Safrizal) staf Hamdani alias Maknu Abu Saba (Nazaruddin) dan tim relawan lainnya.
Haji Uma baru tiba di Lhokseumawe setelah hampir dua pekan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh. Haji Uma juga menjenguk dan berdiskusi dengan korban kebakaran. Tak hanya itu, Haji Uma juga meniupkan balon bersama dengan tim kemudian membagikan kepada anak-anak korban kebakaran.
Setelah menyerahkan bantuan sembako, lalu Haji Uma mengunjungi Muridayani (38) korban kebakaran di Yayasan Kafilul Yatim yang terpaut 100 meter dari lokasi kebakaran. Muridayani mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangannya. Setelah mendapat perawatan awal di Puskesmas kemudian ia mengungsi di yayasan milik familinya tersebut.
Awalnya Muridayani tak bersedia dibawa ke RSU Cut Meutia untuk mendapat perawatan Lanjutan. Namun, Haji Uma yang melihat kondisi korban demikian, langsung memfasilitasi agar korban segera mendapat perawatan, apalagi mengalami luka di bagian wajahnya. Haji Uma juga memastikan korban mendapat penanganan setelah sampai di IGD.
Haji Uma berharap kepada semua korban kebakaran supaya tabah menghadapi musibah tersebut. “Kita berharap nantinya tidak saling menyalahkan, tidak korban kebakaran yang dikambinghitamkan. Sudahlah, ini musibah,” ujar senator asal Aceh ini.(jaf)