Rahma Zuhra, Raih Doktor di Negeri Jiran

DR Rahma Zuhra MSi, menghabiskan masa kecilnya hingga beranjak menjadi perempuan dewasa di Darussalam, Banda Aceh

Editor: bakri
IST
DR Rahma Zuhra Msi 

DR Rahma Zuhra MSi, menghabiskan masa kecilnya hingga beranjak menjadi perempuan dewasa di Darussalam, Banda Aceh. Bahkan, ia pertama kali bekerja sebagai dosen jurusan matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh. Tidak lama setelah menjadi dosen atau tepatnya pada tahun 1999, Rahma pun diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan universitas ‘Jantong Hatee (Jantung Hati-red)’ masyarakat Aceh tersebut.

Dua tahun berselang, ia berjodoh dengan dan menikah dengan M Ali Akbar, yang kala itu bekerja di Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh. Menikah dengan seorang jaksa, secara otomatis Rahma menjadi anggota Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD). Meski sudah menjadi anggota IAD, perempuan kelahiran 9 Juni 1975 tersebut tetap menjalankan profesinya sebagai dosen.

Pada tahun 2003, Rahma melanjutkan pendidikan ke pascasarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan setelah lulus meraih gelar MSi. Meski sudah menamatkan program magister (S2),  namun keinginan Rahma untuk terus memperdalam ilmu pengetahuan tidak berakhir sampai di situ. Buktinya, pada tahun 2013, Rahma melanjutkan kuliah ke program doktoral (S3) ke Universiti Kebangsaan Malaysia. Tahun 2018, Rahma pun resmi menyandang gelar doktor dari negeri jiran tersebut.

Pada tahun yang sama, suaminya M Ali Akbar juga dipercayakan sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lhokseumawe hingga sekarang. Seiring dengan jabatan suaminya sebagai Kajari Lhokseumawe, otomatis Rahma juga menjadi Ketua IAD Lhokseumawe. Sejak saat itu, Rahma dituntut untuk bisa berbagi waktu agar tetap dapat mengajar secara maksimal di Unsyiah dan menjalankan program IAD Lhokseumawe.

Fungsi itu ternyata berhasil dilaksanakan Rahma. Buktinya, sudah setahun lebih ia mampu menjalankan kedua tugas tersebut secara maksimal. Khusus tugas sebagai Ketua IAD Lhokseumawe, Rahma mampu menjalankannya secara maksimal tidak lepas dari dukungan dan bantuan semua anggota organisasi tersebut. “Semua anggota IAD Lhokseumawe aktif, hebat, serta mau dan mampu bekerja keras. Karena itu, kami bisa menuntaskan semua program organisasi," kata Rahma dalam perbincangan dengan Serambi di Kantor Kejari Lhokseumawe, Jumat (3/1/2020).

Walau pada dirinya melekat jabatan sebagai Ketua IAD Lhokseumawe, menurut Rahma, namun ia tetap tinggal di Banda Aceh. Hal itu sehubungan dengan tugasnya sebagai dosen tetap di Unsyiah. Namun, sambung Rahma, bila ada tugas atau kegiatan penting di AID Lhokseumawe yang tidak bisa ditinggalkan, ia pun meminta izin di kampus dan kemudian berangkat ke Lhokseumawe.

Keberhasilan Rahma menjalankan kedua tugas negara tersebut secara maksimal juga tak lepas dari dukungan yang diberikan suami tercintanya. "Alhamdulilah, dukungan suami (M Ali Akbar-re) kepada saya juga sangat luar biasa. Sehingga, saya selalu mampu menjalankan kedua tugas (dosen di Unsyiah dan Ketua IAD Lhokseumawe-red) yang menjadi tanggung jawab saya dengan penuh semangat," demikian Rahma Zuhra. (saiful bahri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved