Akrim Bantah Ancam Tembak Aidil, Bukan Senpi Hanya Korek Api
Direktur PT Tuah Akfi Utama, Akrim membantah dirinya telah mengancam tembak dengan senjata api (senpi) terhadap Aidil Firmansyah
MEULABOH - Direktur PT Tuah Akfi Utama, Akrim membantah dirinya telah mengancam tembak dengan senjata api (senpi) terhadap Aidil Firmansyah, wartawan Modus Aceh di rumahnya kawasan Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Sabtu (4/1/2020) malam. Dia menyangkal apa yang dituduhkan kepadanya karena menurut Akrim ancaman tersebut sama-sekali tidak benar.
Hal ini diungkapkan Akrim, Selasa (7/1/2020), saat pihak Polres Aceh Barat memberikan kesempatan kepada wartawan untuk mewawancarai Direktur PT Tuah Akfi Utama yang diduga sebagai pelaku pegancaman terhadap wartawan Modus Aceh tersebut. Pada kesempatan tersebut, Akrim memberikan sejumlah klarifikasi terhadap tudingan kepadanya, termasuk masalah penggunaan senjata api, untuk mengancam bunuh wartawan.
Akrim mengungkapkan, bahwa senjata yang sempat diamankan itu bukan senjata api, tetapi itu pistol korek api yang dibelinya beberapa tahun yang lalu sebagai barang koleksi. Ia menceritakan, saat wartawan tersebut sampai ke tempat rumah dia bersama kawannya di Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, dirinya hanya membanting laci meja dengan keras. Pada saat itu juga, beber dia, Yetno sebagai penjamin keselamatan Aidil kala itu mengambil benda yang mirip dengan pistol tersebut yang kemudian pistol korek api itu diselipkan ke pinggang Yatno.
“Saya hanya mengatakan akan memukulnya jika Aidil tidak mengklarifikasi beritanya. Saya tidak pernah mengatakan akan membunuhnya, kalau saya katakan membunuh kenapa saya harus katakan pukul,” papar Akrim. Ia mengaku, saat itu sedang dalam kondisi kurang sehat dan diselimuti masalah pribadi, sehinga sedikit emosi. “Saya mohon maaf jika malam itu ada yang kurang mengenakkan atas sikap saya terhadap Aidil saat di tempat saya,” ujarnya.
Di sisi lain, Akrim membeberkan, dirinya emosi karena dalam berita pengadangan truk trado pengangkut tiang pancang ke PLTU 3-4 di Suak Puntong, Nagan Raya terkait masalah uang kompensasi untuk desa, disebutkan nama perusahaannya yang seakan-akan terlibat dalam pengangkutan tiang pancang dari Calang ke PLTU 3-4. Padahal, klaim Akrim, perusahaannya tidak terlibat karena ada perusahaan lain yang mengerjakan pengangkutan tersebut. “Sedangkan perusahaan saya PT Tuah Akfi Utama hanya membongkar tiang pancang saja dari kapal ke darat atau ke tempat penumpukan, bukan mengangkut hingga ke PLTU,” tegasnya.
Penyebutan nama perusahaannya itu, beber dia, juga tidak mendapatkan konfirmasi darinya sehingga membuat dia semakin emosi. “Tapi saya tidak pernah mengatakan membunuh Aidil, akan tetapi saya mengatakan jika dia tidak mengklarifikasi beritanya itu, kamu di mana pun ketemu dengan saya tetap akan saya pukul, dan satu jam bertemu maka satu jam saya pukul kamu,” tukasdia.
Akrim juga mengklarifikasi, bahwa dia tidak menculik wartawan Modus Aceh itu. Sebab, menurut Akrim, Aidil datang sendiri ke rumah di dengan temannya. “Saat dia sampai ke rumah saya, langsung saya bangun sambil berkata, ‘kamu kenal saya nggak’. Dan pada saat itu, saya membanting laci meja saya, dan saat itu juga Yetno menyambar pistol korek api di laci saya yang sangat mirip dengan jenis pistol asli yang kemudian diselipkan ke pinggang Yatno,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamuda, melalui Kasat Reskrim, Iptu Muhammad Isral yang dikonfirmasi terkait pengusutan kasus dugaan pengancaman wartawan Tablodi Modus Aceh, Aidil Firmansyah memaparkan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Sedangkan terduga pelaku, beber Kasat Reskrim, masih dimintai keterangan hingga Selasa (7/1/2020). “Saat ini, kita masih melakukan penyelidikan,” tukas Kasat Reskrim, M Isral singkat.(c45)