Konflik Indonesia dan Cina di Natuna
Persoalan Natuna bukan Insidentil, Tapi Merupakan Skenario Besar Cina di Asia Tenggara
Sikap Cina di Natuna Utara merupakan skenario besar China terkait Belt and Road Initiative (BRI), terkait perang dagang dengan AS.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Manuver kapal nelayan dan kapal Coast Guard China yang memasuki perairan Natuna, Kepulauan Riau telah membuat ketegangan di Indonesia.
Langkah China memasuki wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia dinilai telah melanggar kedaulatan Tanah Air.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pun langsung menyampaikan nota protes atas tindakan kapal-kapal China.
Tidak hanya itu, Tentara Nasional Indonesia pada Senin juga mengerahkan delapan Kapal Republik Indonesia berpatroli untuk pengamanan Perairan Natuna, pada Senin.
Langkah ini dilakukan lantaran sejumlah kapal nelayan China masih bertahan di Perairan Natuna hingga saat ini.
Bukan insidental
Pengajar Hubungan Internasional Dinna Wisnu mengatakan kegiatan China di Natuna bukan sesuatu yang insidentil, melainkan bagian dari skenario besar China terkait Belt and Road Initiative (BRI), terkait perang dagang dengan AS, dan peranan China di tingkat global.
“China ingin mengecek posisi Indonesia terkini dengan cara menekan di Natuna,” ujar dia kepada Anadolu Agency pada Senin.
Dinna mengatakan posisi Indonesia di BRI tergantung pada China, sehingga China ingin melihat loyalitas Indonesia sebagai mitra kerja sama.
Persoalan China tidak hanya bisa dilihat dari aspek kerja sama ekonomi atau investasi saja, karena Indonesia memiliki peran dalam Code of Conduct di ASEAN, ASEAN outlook Indo-Pasifik, dan kini di Dewan Keamanan PBB, ujar dia.
Menurut Dinna, dalam berhadapan dengan China, pejabat Indonesia membutuhkan rencana solid dan terkoordinasi dengan baik antar Kementerian dan Lembaga serta dengan pucuk diplomasi yakni presiden.
Soliditas pejabat Indonesia perlu dilakukan agar tidak terjadi silang pendapat di antara pejabat Indonesia mengenai manuver China di Natuna.
Sebelumnya, sejumlah pejabat pemerintah Indonesia tidak satu suara menanggapi polemik keberadaan kapal China di Natuna.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan meningkatkan patroli di perairan Natuna menyusul insiden kapal nelayan dan kapal Coast Guard China yang memasuki perairan Indonesia.
Menteri Retno mengatakan telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal China tersebut di wilayah ZEE Indonesia di perairan Natuna.