Berita Aceh Barat

Wartawan Antara Dikeroyok di Meulaboh, Akrim Cs Bantah Pukul Korban, Tidak Ada Kaitan dengan Berita

Dedi mengaku, bahwa pengeroyokan itu tidak hanya masalah ia menolak meneken kwitansi tersebut.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Yusmadi
SERAMBI/SA’DUL BAHRI
Polisi saat meloloskan Dedi Iskandar Wartawan Antara meninggalkan warkop Elnino di Jalan Gajah Mada di Meulabo, usai terjadi pengeroyokan, Senin (20/1/2020). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – T Dedi Iskandar Wartawan Antaranews Biro Aceh, Senin (20/1/2020) di keroyok oleh kelompok Akrim cs akibat tidak mau menandatangani kwitansi utang yang disodorkan oleh Akrim yang terjadi di sebuah warkop Elnino di jalan Gajah Mada Meulaboh.

Dedi mengaku, bahwa pengeroyokan itu tidak hanya masalah ia menolak meneken kwitansi tersebut.

Namun menurutnya berkaitan dengan pemberitaannya yang ditulis korban terkait kasus pengancaman wartawan Modus Aceh Aidil Firmansyah baru-baru ini.

Sementara pihak Akrim cs membatah telah memukul korban saat itu, dan menurutnya tidak ada kaitan dengan organisasi Fortil serta tidak ada kaitan dengan pemberitaan.

Namun Menurut T Erizal yang yang ikut serta menagih hutang itu murni masalah pribadi antara Akrim dan T Ddi Iskandar.

T Dedi Iskandar korban dugaan pemukulan kepada Serambi, Senin (20/1/2020) mengatakan, peristiwa itu berlangsung saat ia sedang duduk ngopi dengan Kasubbag Humas Polres Aceh Barat AKP Usman A Yani, dan tidak lama kemudian didatangi sekelompok orang dan salah satunya yang dikenalnya Akrim Direktur PT Tuah Akfi Utama.

Pelaku yang terlibat kasus pengancaman wartawan Modus Aceh, yang datang dengan T Erizal lantas mengajak korban ke belakang warung kopi.

“Sesampai saya di dibelakang warung kopi, saya disodorkan kwitansi utang untuk diteken sebagi bentuk saya berutang dengan Akirm. Ketika saya menolaknya saat itu lah bermula terjadi pengeroyokan terhadap saya,” ungkap Dedi Iskandar.

Ia juga mengaku bingung dengan dengan cara mereka yang maksa menandatangani kwitasi utang oleh Akrim kepada dirinya, sebagai bentuk pengakuan jika ia berhutang kepada Akrim.

Dan pengeroyokan itu terjadi lantaran ia tidak mau menandatangani kwitansi utang tersebut.

"Saya berusaha menghindar, namu saya dikejar lagi dan saya bilang tolong jangan diganggu saya, saya lagi bertugas, tapi saya terus didorong dan ditarik oleh Akrim dan rekannya,” ungkap Dedi Iskandar.

 Anak Ini Meninggal Dalam Pelukan Ibunya, Dikeroyok dan Ditusuk di Lokasi Pesta

Anggota Brimob Tewas Dikeroyok Massa di Yahukimo Papua, Berikut Kronologinya

Diawali Pertengkaran 4 Wanita, 6 Pelajar Keroyok dan Tikam Pemilik Warung di Peuniti Banda Aceh

Ia juga mengaku sempat menerima pukulan kepadanya yang mengenai dada, lengan dan bibir hingga berdarah, hingga ia mengaku sesak yang saat ini sedang dalam perawatan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. 

Dalam suasana keributan dan saling dorong itu, Kasubbag Humas langsung melerainya yang dibantu oleh pengunjung kafe saat itu terus berusaha melerai kejadian tersebut yang semakin ramai saat itu. 

Dalam suasana gaduh itu juga, Kasubbag Humas berhasil meloloskan korban meninggalkan kafe tersebut menghindari perkelahian yang brutal.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved