Peristiwa
Miris! Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda, Tak Bisa Diungkap Penyebab Kematiannya
Hanya ada dugaan beberapa bagian tubuh hilang disebabkan membusuk karena hanyut dalam air belasan hari.
Hanya ada dugaan beberapa bagian tubuh hilang disebabkan membusuk karena hanyut dalam air belasan hari.
SERAMBINEWS.COM - Miris. Sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur.
Seorang balita ditemukan tewas di saat ditinggal sejenak pengasuhnya.
Lebih menyedihkan jasad bocah ditemukan tanpa kepala.
Penyebab kematian Yusuf Achmad Ghazali, bocah empat tahun yang ditemukan tanpa kepala di Samarinda, Kalimantan Timur, belum terungkap hingga Kamis (23/1/2020).
Kepala Tim Dokter Forensik RSUD Abdul Wahab Syaharie, dr Kristina Uli Gultom mengatakan kondisi yang membusuk dari jasad Yusuf membuat pihaknya tak bisa nilai alasan kematian.
"Iya, penyebab kematian tidak dapat dinilai," ungkap Kristina saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
• Ini Terjadi Pada Tubuh Jika Terlalu Banyak Minum Kopi, Insomnia Akut hingga Palpitasi Jantung
• Dinas Pendidikan Pidie Tanam Pohon di SD Negeri Blok Sawah Sigli Pidie
• Hotman Paris Korek Kasus Prostitusi Online Vanessa Angel, Mantan Bibi Ardiansyah Ini Bicara Taubat
Kristina menjelaskan, ada beberapa organ tubuh penting hilang, seperti paru, jantung, kepala, hingga beberapa orang tubuh lain di bagian perut.
Sementara, untuk proses otopsi harus membuka rongga kepala, rongga dada, dan perut.
"Jadi kami hanya pemeriksaan luar saja. Tidak ada otopsi," kata dia.
"Karena itu penyebab kematian tak bisa diungkap. Memang, ada kejadian yang enggak bisa dinilai karena kondisi," sambung dia.
Polisi dan dokter forensik pun tak bisa memastikan penyebab beberapa organ tubuh Yusuf hilang.
Hanya ada dugaan beberapa bagian tubuh hilang disebabkan membusuk karena hanyut dalam air belasan hari.
Dugaan lain, dimakan hewan reptil karena ditemukan sisik hewan reptil di jenazah Yusuf.
Selain itu, menurut Kristina hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan indikasi kekerasan karena tulang-tulang balita masih utuh.