Kunjungan ke DPRK
Kunjungan Belajar ke DPRK, Siswa SMPN 4 Percontohan Karangbaru Tanya Reses dan Dewan 'Nakal'
Dalam pertemuan yang dilakukan di Ruang Sidang Utama itu, pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan seputar kegitan dewan. Kesempatan ini pun ti
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sebanyak 90 siswa SMPN 4 Percontohan Karangbaru melakukan kunjungan belajar ke DPRK Aceh Tamiang, Senin (27/1/2020).
Kedatangan pelajar kelas IX ini didampingi Kepala SMPN 4 Karangbaru, Bambang Suprianto dan disambut langsung dua pimpinan DPRK Aceh Tamiang, Suprianto dan Fadlon.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Ruang Sidang Utama itu, pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan seputar kegitan dewan. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan pelajar untuk langsung menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada dua pimpinan DPRK.
Secara keseluruhan ada empat pertanyaan yang diajukan siswa. Namun yang paling menarik pertanyaan yang disampaikan siswa Muhammad Rafael Idris yang secara gamblang menanyakan mengapa sekolahnya tidak pernah dikunjungi anggota dewan.
“Pak, kenapa harus ada reses. Tapi sekolah sa
• Penumpang dari Luar Negeri yang Tiba di Bandara SIM Wajib Lewati Pemeriksaan Thermoscanner
• Petugas Dampingi Ibu Hamil, Peserta Diperiksa Metal Detector Sebelum Masuk Ruangan
• VIDEO - Detik-detik Dokter Meninggal saat Tangani Pasien Virus Corona
ya tidak pernah didatangi. Kami kan juga butuh perhatian, misalnya lapangan futsal, badminton dan basket,” kata Rafael.
Rafael kemudian menyambung pertanyaan itu dengan argumentasi kalai tiga jenis lapangan yang disebutnya itu memiliki peran besar dalam mengembangkan bakat pelajar.
“Sekalian untuk menjaring atlet berprestasi pak,” lanjut Rafael.
Siswa lainnya juga mengajukan pertanyaan tidak kalah nyeleneh. Dalam kesempatan itu dia menggambarkan DPRK merupakan sebuah organisasi yang diisi banyak orang denga karakter berbeda.
“Kalau ada (individu) yang bermasalah, bagaimana cara penanganannya, bagaimana cara pengawasannya,” kata siswa itu.
Suprianto sendiri terlihat tersenyum menanggapi deretan pertanyaan itu. Sebagai pimpinan legislatif, Suprianto menilai pertanyaan yang diajukan masih tahap normal dan perlu diapresiasi.
“Keingintahuan anak-anak kita cukup tinggi, ini bagus sebagai langkah awal mengenalkan dunia politik kepada mereka,” kata Suprianto.
Dia pun menjelaskan kalau setiap aktivitas anggota dewan tetap diawasi dan ada sanksi yang disiapkan bagi dewan “nakal”.
“Untuk lapangan olah raga di sekolah memang perlu. Nanti kami ke sana, ke SMPN 4 Percontohan,” kata Suprianto.(*)