Palestina

Rencana Perdamaian Palestina dan Israel Picu Kekerasan Terbaru, Ini Isinya, Palestina Menolak

Sejak pengumuman rencana perdamaian Israel-Palestina yang kontroversial itu, warga Palestina turun ke jalan untuk mengungkapkan kemarahan.

Editor: Zaenal
Twitter.com/Benjamin Netanyahu
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan keterangan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, pada 28 Januari 2020. Jumpa pers itu diadakan setelah Trump mengumumkan rencana perdamaian Israel dan Palestina. 

Video lain yang dirilis Anadolu Agency memperlihatkan sekelompok pemuda Palestina melempari batu ke arah tentara Israel yang membalas dengan tembakan yang diduga menggunakan peluru karet.

Sejauh ini belum diperoleh konfirmasi resmi mengenai jatuhnya korban.

Sekelompok pemuda Palestina terlibat bentrokan dengan tentara Israel di Tepi Barat, Kamis (30/1/2020).
Sekelompok pemuda Palestina terlibat bentrokan dengan tentara Israel di Tepi Barat, Kamis (30/1/2020). (Capture Video Anadolu Agency)

Isi Kesepakatan

Dilansir BBC, Selasa (28/1/2020), berikut isi dari proposal rencana perdamaian antara Palestina dan Israel yang disebut Amerika sebagai "kesepakatan terbesar abad ini".

AS akan mengakui kedaulatan Israel berdasarkan wilayah yang diakui Trump sebagai bagian dari Tel Aviv.

Rencana itu menyangkut peta konsep di mana sang presiden menyatakan, menggambarkan kompromi teritorial yang siap dilakukan Israel.

Peta itu "dua kali lipat dari teritori Palestina dan menyediakan ibu kota bagi Palestina di kawasan Yerusalem Timur", di mana Trump menyatakan AS akan mendirikan kedutaan.

Yerusalem akan menjadi "ibu kota Israel yang tak terbagi", meski dua negara saling mengklaim kota tersebut.

Trump menyebut rencana itu memberikan kesempatan bagi Palestina untuk "mendapatkan negara independen sesuai kehendak mereka".

Namun, Trump tak memberikan banyak rincian.

"Tidak ada warga Israel maupun Palestina bakal tercerabut dari rumah mereka. Menandakan permukiman Yahudi di Tepi Barat tidak akan diganggu gugat. Israel akan bekerja dengan pemerintah Yordania untuk memastikan status quo pengelolaan situs suci, dikenal di Yahudi sebagai Kuil Gunung, dan al-Haram al-Sharif oleh Muslim, tidak akan diganggu.

Yordania disebut mendapat kepercayaan mengelola kawasan tersebut.

Teritori yang diberikan kepada Palestina "bakal tetap terbuka selama empat tahun".

Selama itu, otoritas Palestina bisa mempelajarinya, menegosiasikannya, dan kemudian mendapatkan "kriteria negara berdaulat".

"Hari ini (Selasa), Israel telah mengambil langkah besar menuju perdamaian," papar presiden 73 tahun itu di Gedung Putih.

Pernyataan Trump Picu Bentrokan di Palestina, Katanya Yerusalem Ibu Kota Israel yang Tidak Terbagi

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved