Palestina

Rencana Perdamaian Palestina dan Israel Picu Kekerasan Terbaru, Ini Isinya, Palestina Menolak

Sejak pengumuman rencana perdamaian Israel-Palestina yang kontroversial itu, warga Palestina turun ke jalan untuk mengungkapkan kemarahan.

Editor: Zaenal
Twitter.com/Benjamin Netanyahu
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan keterangan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, pada 28 Januari 2020. Jumpa pers itu diadakan setelah Trump mengumumkan rencana perdamaian Israel dan Palestina. 

Dia mengatakan, visinya mewakili win-win solution bagi dua pihak.

Tawaran solusi dua negara yang bisa membuat dua negara sepakat.

Presiden dari Partai Republik itu beralasan, warga Palestina saat ini berada dalam kemiskinan dan kekerasan, serta dieksploitasi menjadi teroris dan ekstremis.

"Mereka berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik," kata Trump dalam konferensi pers di mana dia berdiri di samping Bibi, panggilan Netanyahu.

Sementara Kushner dalam wawancaranya dengan CNN memperingatkan Ramallah untuk tidak "mengacaukan" rencana perdamaian tersebut.

"Saya pikir mereka akan mengalami kesulitan ketika melihat komunitas internasional, di mana mereka akan mengklaim diri sebagai korban," ujar Kushner.

VIDEO - Warga Palestina Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah ala Donald Trump

Apa tanggapan Netanyahu dan Palestina?

Dilansir AFP, Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan itu sebagai "kesepakatan terbaik abad ini", dan memuji Trump sebagai "teman terbaik yang pernah dimiliki Israel".

Dari Ramallah, Presiden Mahmoud Abbas langsung menolak keras proposal itu, dengan menyatakan tidak mungkin mereka bisa punya negara tanpa ibu kota di Yerusalem Timur.

"Kami sudah mengatakannya berulang kali. Tidak, tidak, tidak," kecam Abbas.

"Kami sudah menolak tawaran ini dari awal, dan keputusan kami sudah tepat," lanjutnya.

"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar," kata Abbas dalam pidato yang disiarkan televisi dari Ramallah di Tepi Barat.

Kelompok milisi Palestina, Hamas yang mengontrol Jalur Gaza, juga menolak rencana tersebut, dengan menyatakan proposal itu "melikuidasi proyek nasional bangsa".

Sikap PBB

Dari New York, PBB mencetuskan, mereka masih berpegang pada resolusi dua negara berdasarkan perbatasan sebelum Perang 1967, atau sebelum Israel mencaplok Gaza dan Tepi Barat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved