13 Mahasiswa Aceh Tiba, Jalani Karantina di Natuna
Sebanyak 13 mahasiswa Aceh yang sebelumnya sempat diisolasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, saat ini dipastikan
BANDA ACEH - Sebanyak 13 mahasiswa Aceh yang sebelumnya sempat diisolasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, saat ini dipastikan sudah berada di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Mahasiswa Aceh itu akan menjalani prosedur karantina yang dilakukan oleh Badan Kesehatan PBB (WHO) bersama ratusan warga negara Indonesia (WNI) lainnya yang dievakuasi dari ‘Negeri Tirai Bambu’.
Informasi kepulangan ke-13 mahasiswa Aceh tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Aceh, Alhudri kepada Serambi, Senin (3/2/2020), di Banda Aceh. Ia menjelaskan, terkait berita ada empat WNI yang menolak pulang saat dijemput dan tiga orang tidak lulus screening oleh Pemerintah Cina, maka dapat dipastikan tidak ada mahasiswa Aceh di dalam daftar tersebut.
Katanya, pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI sudah memastikan warga Aceh yang ada di Wuhan sudah dipulangkan semua dan saat ini masih berada di Natuna. Namun begitu, diakui Alhudri, saat ini semua mahasiswa tersebut memang tidak bisa dihubungi karena dalam proses karantina untuk memastikan mereka bebas dari serangan virus corona.
Bahkan, beber Kadinsos, pihaknya hingga saat ini juga belum bisa memastikan jangka waktu mahasiswa Aceh itu menjalani karantina di Natuna. Dinsos sendiri, ucapnya, kini hanya menunggu instruksi pemerintah pusat untuk langkah selanjutnya. "Ini sudah protap (prosedur tetap) WHO, karena sudah persoalan dunia, jadi mekanismenya ya seperti itu dijalani. Tapi alhamdulillah, dari informasi semalam, dari dua ratus sekian itu termasuk dari Aceh, semuanya sehat," ujar Alhudri.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Aceh, Alhudri menegaskan, jika nanti semua mahasiswa asal Aceh itu sudah diperbolehkan pulang, maka pihaknya siap untuk menjemput mereka di Natuna guna dipulangkan ke keluarga masing-masing. Di sisi lain, terkait masih adanya sekitar sembilan mahasiswa Aceh di sejumlah kota di Cina, menurut Alhudri, kondisi mereka saat ini tetap dalam kondisi sehat, karena kota yang lain tidak diisolasi seperti Wuhan. Sehingga mahasiswa kota lain itu bisa pulang kapan saja mereka mau.
"Tapi ada dua orang yang sedang pulang, tapi yang lain belum, mungkin ada pertimbangan lain, misalnya lagi tanggung skripsinya. Jadi mereka lebih tahu kondisinya, tapi kalau mereka bilang mereka juga ingin pulang, ya kenapa tidak," pungkas Alhudri.(mun)