Buruh Protes Pemotongan Pesangon
Sekitar 50 buruh PT Surya Panen Subur (SPS) di Nagan Raya mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
SUKA MAKMUE - Sekitar 50 buruh PT Surya Panen Subur (SPS) di Nagan Raya mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat, Selasa (4/2/2020). Aksi karyawan perkebunan kelapa sawit itu untuk menyampaikan protes terkait pemotongan pesangon karyawan lainnya.
Disnakertrans ternyata sudah lebih dulu menjadwalkan pertemuan antara pihak manajemen perusahaan dengan para buruh. Perwakilan buruh yang datang kemarin berasal dari serikat pekerja yang diterima Sekdis di ruangan dinas tersebut. Pada pertemuan itu hadir manajemen PT SPS, Bima, perwakilan buruh, M Zahri dan lima rekannya, serta seorang anggota DPRK.
Zahri mengatakan, sebanyak 3 buruh perusahaan itu beberapa bulan lalu berhenti kerja, namun pesangon mereka dipotong dengan dalih sebagai pengganti uang pensiun. Hal itu menimbulkan kecemasan bagi buruh-buruh lain. "Kami dari perwakilan buruh ingin menyampaikan terkait pemotongan pesangon itu ke dinas. Sebab pihak perusahaan tidak mau menanggapi," kata Zahri.
Dia menjelaskan, ketika ada karyawan/buruh berhenti bekerja atau PHK atau pensiun, maka pesangonnya langsung dipotong hingga 60 persen. Hal itu menurutnya sangat merugikan kalangan buruh, sehingga mereka berinisiatif datang ke Disnakertrans untuk menuntut keadilan.
Sementara itu, Sekdisnakertrans, Saiful Bahri mengatakan, pertemuan itu untuk mendengarkan keluhan para buruh dan jawaban dari manajeman perusahaan. "Dinas hanya memfasilitasi dalam hal ini. Kami berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara baik, dimana perusahan tidak mengabaikan hak-hak karyawannya," ujar Saiful.
Hal serupa disampaikan Anggota DPRK Nagan Raya, Saiful Bahri. Ia berharap persoalan pekerja dengan manajemen perusahaan dapat diselesaikan dengan baik. "Saya berharap pesangon pekerja tidak dipotong dan dibayarkan dengan utuh," jelasnya.
Menjawab tuntutan para buruh, Bima, perwakilan dari PT SPS mengatakan, persoalan itu akan disampaikan kepada pimpinan mereka di Jakarta. Pihak perusahaan akan menyikapinya dengan duduk bersama manajemen lainnya agar persoalan ini dapat diselesaikan. "Kita lapor ke pimpinan dulu. Tentu nanti akan kami berikan jawaban," katanya.(riz)