Corona Sudah Tewaskan 426 Orang, Nadlia Pulang dari Cina Langsung Jumpa Keluarga

Jumlah korban jiwa akibat virus Corona yang pertama kali menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, terus bertambah

Editor: bakri
Twitter.com @russian_market
Capture video penyemprotan WNI dari Wuhan yang diunggah akun Twitter Russian Market 

Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan masih menjalani observasi di Hanggar Landasan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna. Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margonoy menuturkan selama di tempat karantina, WNI tersebut harus menjalani pola hidup sehat. "Untuk yang Muslim bangun subuh. Lalu jam 6 bebas melakukan pemanasan. Biasanya senam bersama," ujar Yudo di Natuna, kemarin.

Setelah itu mereka mandi, sarapan, lalu mengikuti kegiatan santai dan didampingi oleh pendamping. Pada siang hari mereka makan siang lalu beristirahat. WNI kemudian melakukan olahraga pada sore hari. Mulai dari catur, sepak bola, bulu tangkis, tenis meja, atau sekadar bercengkerama. "Setelah itu mandi, magrib, makam makam. Jam 10 mereka harus istirahat," kata Yudo. Soal makanan, Yudo mengatakan pihaknya menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk para WNI.

Proses observasi para WNI ini dilakukan sesuai standar dari WHO. Setiap hari petugas memeriksa suhu tubuh mereka menggunakan alat khusus. Anung Sugihantono mengatakan, selain memeriksa suhu tubuh, petugas juga selalu bertanya kepada mereka apakah ada keluhan fisik yang mereka rasakan. Anung menegaskan semua orang yang berada di tempat observasi ini, termasuk WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina berada dalam keadaan sehat.

Dapat kartu sim baru

WNI yang menjalani karantina di Natuna, kini juga bisa berkomunikasi dengan siapapun secara mudah. Mereka sudah mendapatkan kartu SIM baru untuk berkomunikasi dengan orang di luar tempat karantina. Menkes, Terawan Agus Putranto menyampaikan, Pemerintah Indonesia tidak membatasi komunikasi WNI yang sedang menjalani observasi. Mereka bisa berkomunikasi dengan siapapun di luar lokasi observasi. Terawan juga mempersilakan wartawan berkomunikasi dengan mereka melalui sambungan telepon untuk mengetahui bagaimana proses karantina di sana. (kompas.com/mad/tribun network/git/the/deo/fia/fik/mal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved