Jadi Wabah Paling Mahal di Dunia dalam 20 Tahun Ini, Virus Corona Telan Dana Rp 847 Triliun

Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.

Editor: Amirullah
South China Morning Post
Ilustrasi - Jumlah kasus virus Corona yang diketahui melonjak , 259 orang telah meninggal dan 11.791 orang telah terinfeksi di China oleh virus corona baru. (South China Morning Post) 

Pakar kesehatan China telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk menghindari tempat keramaian termasuk salah satunya bioskop untuk mencegah penyebaran Virus Corona yang berakibat pada meruginya beberapa bioskop di seluruh China. (tribunnews.com)

Sementara, flu burung yang menunjukkan beberapa kemiripan dengan flu babi juga menyebabkan kekhawatiran global dengan dampak yang cukup perlu dipertimbangkan di sektor ekonomi.

Berdasarkan catatan, flu tersebut terhitung menyebabkan 407 kematian global dengan 701 orang terinfeksi.

Flu ini menyebabkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp546,59 triliun.

Wabah paling besar dari flu ini terjadi pada tahun 2006 yang menjangkiti setidaknya 35 negara.

Sementara SARS mengakibatkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2020.

Angka tersebut mewakili 0,5 persen dari PDB global. Virus ini menyebabkan 774 kematian di 17 negara dengan China sebagai lokasi kasus terbanyak.

Terakhir, MERS, menelan kerugian sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 136,6 triliun. Epidemi ini menginfeksi 2.000 orang dengan 720 kasus kematian.

()

Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. (EPA-Efe/STR)

Pentingnya pengendalian ekonomi

Selama terjadi epidemi tersebut, sektor ekonomi selalu terdampak dan menderita kerugian.

Bahkan, dampaknya terhadap sektor ekonomi cukup besar sehingga perlu dirumuskan mekanisme global untuk menangani wabah-wabah semacam itu secara cepat.

Semua epidemi telah menyebabkan penghentian atau penutupan jalur penerbangan, perjalanan laut, hingga perbatasan.

Hal tersebut dilakukan karena menyebarnya ketakutan seiring dengan munculnya epidemi.

Selain itu, harga-harga barang konsumsi juga cenderung lebih mahal karena adanya epidemi ini.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved