Jadi Wabah Paling Mahal di Dunia dalam 20 Tahun Ini, Virus Corona Telan Dana Rp 847 Triliun

Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.

Editor: Amirullah
South China Morning Post
Ilustrasi - Jumlah kasus virus Corona yang diketahui melonjak , 259 orang telah meninggal dan 11.791 orang telah terinfeksi di China oleh virus corona baru. (South China Morning Post) 

Jadi Wabah Paling Mahal di Dunia dalam 20 Tahun Ini, Virus Corona Telan Dana Rp 847 Triliun

SERAMBINEWS.COM - Telah habiskan dana Rp 847 triliun, virus corona jadi wabah virus paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.

Virus corona menjadi salah satu wabah yang menghebohkan seluruh dunia saat ini.

Dilansir oleh South China Morning Post, hingga hari ini, Kamis (6/2/2020), jumlah orang yang sudah infeksi virus corona ini tembus angka 28.266 kasus.

Sementara jumlah pasien meninggal dunia mencapai 565 orang.

Obat dan vaksin untuk virus corona ini pun juga masih belum ditemukan.

Berbagai cara dilakukan pihak pemerintah China dan negara lain untuk mengurangi penyebaran virus.

Sebelumnya, sejumlah negara telah melakukan evakuasi pada warga negaranya yang berada di Wuhan, China.

Selain evakuasi tersebut, adanya wabah ini juga berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis.

Beberapa perusahaan telah menutup tokonya di China seperti Samsung, Apple, hingga Google.

Mengutip dari LearnBonds, wabah virus corona menjadi epidemi paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.

Virus dengan kerugian terbesar berdasarkan data yang dikumpulkan oleh LearnBonds, virus corona, yang paling banyak menginfeksi di China, diproyeksikan menghabiskan dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada kuartal pertama tahun 2020.

Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 847,21 triliun.

Dengan perhitungan ini, diperkirakan dampak terhadap PDB global dapat lebih tinggi.

Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.

Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia.

()

Foto selebaran ini diambil dan dirilis pada 4 Februari 2020 oleh Menteri Kesehatan Malaysia menunjukkan seorang warga negara Malaysia diangkut di kursi roda oleh seorang petugas kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung ketika ia tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, setelah dievakuasi dari Wuhan China, episentrum wabah coronavirus baru.Muzzafar Kasim / Kementerian Kesehatan Malaysia / AFP (Muzzafar Kasim / Kementerian Kesehatan Malaysia / AFP)

Saat ini, China memprioritaskan pengelolaan virus ini.

Pemerintah mengalokasikan sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.

Di tempat lain, bank-bank terkemuka menurunkan suku bunga untuk bisnis-bisnis kecil dan individu-individu di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus seperti di Provinsi Hubei.

Virus corona juga diproyeksikan menjadi epidemi yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan wabah penyakit lain, termasuk ebola, flu babi, atau lainnya dalam dua puluh tahun terakhir.

Proyeksi ini terlepas dari fakta bahwa penyakit-penyakit sebelumnya seperti flu babi dan ebola yang memiliki total kasus kematian lebih tinggi.

()

Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. (Bloomberg via SCMP) (Bloomberg via SCMP)

Berdasarkan catatan, virus ebola merupakan virus kedua yang paling banyak menelan biaya.

Virus yang menjangkit sebagian besar Afrika ini mengakibatkan kerugian total sebesar 53 miliar dollar AS atau sekitar Rp724,23 triliun.

Sepanjang tahun 2000 hingga 2020, tercatat 11.323 kematian dan 28.646 infeksi yang disebabkan oleh ebola.

Flu babi menjadi epidemi yang menelan biaya terbanyak ketiga.

Penyakit yang berasal dari hewan ini menginfeksi jumlah orang yang tidak diketahui selama lebih dari 20 tahun terakhir.

Jumlah kematian yang tercatat adalah sebesar 18.318 kasus.

Pandemi terburuk dari flu babi yang terjadi di antara tahun 2009 dan 2010 berdampak pada hampir seluruh wilayah di dunia.

()

Pakar kesehatan China telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk menghindari tempat keramaian termasuk salah satunya bioskop untuk mencegah penyebaran Virus Corona yang berakibat pada meruginya beberapa bioskop di seluruh China. (tribunnews.com)

Sementara, flu burung yang menunjukkan beberapa kemiripan dengan flu babi juga menyebabkan kekhawatiran global dengan dampak yang cukup perlu dipertimbangkan di sektor ekonomi.

Berdasarkan catatan, flu tersebut terhitung menyebabkan 407 kematian global dengan 701 orang terinfeksi.

Flu ini menyebabkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp546,59 triliun.

Wabah paling besar dari flu ini terjadi pada tahun 2006 yang menjangkiti setidaknya 35 negara.

Sementara SARS mengakibatkan kerugian sebesar 40 miliar dollar AS dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2020.

Angka tersebut mewakili 0,5 persen dari PDB global. Virus ini menyebabkan 774 kematian di 17 negara dengan China sebagai lokasi kasus terbanyak.

Terakhir, MERS, menelan kerugian sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 136,6 triliun. Epidemi ini menginfeksi 2.000 orang dengan 720 kasus kematian.

()

Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. (EPA-Efe/STR)

Pentingnya pengendalian ekonomi

Selama terjadi epidemi tersebut, sektor ekonomi selalu terdampak dan menderita kerugian.

Bahkan, dampaknya terhadap sektor ekonomi cukup besar sehingga perlu dirumuskan mekanisme global untuk menangani wabah-wabah semacam itu secara cepat.

Semua epidemi telah menyebabkan penghentian atau penutupan jalur penerbangan, perjalanan laut, hingga perbatasan.

Hal tersebut dilakukan karena menyebarnya ketakutan seiring dengan munculnya epidemi.

Selain itu, harga-harga barang konsumsi juga cenderung lebih mahal karena adanya epidemi ini.

Dampak-dampak tersebut dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi negara secara signifikan.

Baca: Dokter di Wuhan Sempat Peringatkan Soal Corona, Dituduh Sebarkan Hoaks hingga Terpapar Setelahnya

(Kompas.com/Vina Fadhrotul Mukaromah)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Sudah Habiskan Dana Rp 847 Triliun, Virus Corona jadi Wabah Paling Mahal di Dunia dalam 20 Tahun Ini

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved