Berita Aceh Singkil
Gadis Pedagang Jamur Sawit di Pinggir Jalan Singkil
Penjaga jualan jamur umumnya para gadis berkerudung. Mereka menjadi pedagang jamur setelah tamat SMA
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Dalam perjalanan menuju Singkil, Aceh Singkil, sampai di kawasan Kampung Baru, Singkil Utara, terlihat lapak kecil berjejer di tepi jalan.
Lapak sederhana itu tempat warga setempat berjualan jamur.
Penjaga jualan jamur umumnya para gadis berkerudung. Mereka menjadi pedagang jamur setelah tamat SMA.
Jumur yang dijual para gadis bukan hasil budidaya.
Melainkan dicari dari perkebunana kelapa sawit milik perusahaan.
Sudah sekitar delapan tahun perempuan Desa Kampung Baru, berjualan jamur sawit.
• WNA asal Jerman Masuk Islam di Masjid Haji Keuchik Leumiek, Ini Pendapatnya Tentang Islam
Jamur tersebut tumbuh di janjang kosong (Jangkos) tanda kelapa sawit.
"Jamur kami cari dari kebun sawit. Jamur ini tumbuh di janjang kosong sawit yang ditaruh di dekat pohon sawit," kata Yuni penjual jamur sawit, Minggu (9/2/2020).
Sehari Yuni mengaku bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu dari menjual jamur.
Jamur itu dibersihkan lalu ditaruh dalam mangkuk plastik.
"Satu mangkuk dijual Rp 5 ribu," ujarnya.
Pendapatan tersebut lebih dari lumayan. Ketimbang nganggur setamat dari bangku sekolah menengah umum.
Pada masa awal jamur sawit dicari warga di areal perkebunan milik PT Perkebunan Lebah Bhakti, yang berbatasan langsung dengan Desa Kampung Baru.
• Pemuda Berbondong-bondong Calonkan Diri Sebagai Tuha Peut Gampong di Aceh Barat
Pedagang jamur pun tidak lebih dari tiga lapak.