Festival Telanjang
Ribuan Orang Berkumpul Rayakan Festival Tahunan tanpa Busana di Jepang
Peserta dan pengunjung datang dari seluruh Jepang dan ada beberapa peserta juga datang dari luar negeri untuk ambil bagian.
Laporan Agus Ramadhan I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ribuan orang berkumpul pada Sabtu (15/2/2020) untuk merayakan festival telanjang tahunan Jepang yang berlangsung di tengah-tengah musim dingin.
Perayaan itu digelar di Prefektur Okayama, sebelah selatan Pulau Honshu, Jepang.
Acara yang disebut ‘Hadaka Matsuri’ dalam Bahasa Jepang, merupakan sebuah festival untuk merayakan berkat panen berlimpah, kemakmuran, dan kesuburan.
Perayaan itu diadakan setiap tahun pada hari Sabtu ketiga Februari di Kuil Saidaiji Kannonin.
Sebenarnya, 10.000 peserta pria tidak telanjang seperti namanya.
Melainkan, mereka menggunakan pakaian untuk menutupi kemaluannya.
Biasanya mereka menggunakan celana dalam khas Jepang yang disebut "fundoshi" dan sepasang kaus kaki putih yang disebut "tabi".
• Harga Masker Naik 10 Kali Lipat, Menkes Terawan: Masyarakat yang Sehat Tak Perlu Pakai Masker
• Soal RSUD Muyang Kute, Sapri Gumara: Jangan Terburu-Buru Selesaikan Keluhan Masyarakat Satu-satu
• Kesederhanaan Winda Khair Jadi Istri Anggota TNI, Tinggalkan Dunia Artis dan Jadi Ibu Persit
Festival ini dimulai sekitar pukul 03.20 waktu setempat dengan acara terpisah untuk anak laki-laki yang bertujuan menumbuhkan minat generasi muda.
"Kami berharap mereka akan dapat menjaga tradisi ini, agar tetap hidup di masa depan," Mieko Itano, juru bicara Dewan Pariwisata Okayama, seperti dilansir CNN.com.
Di malam hari, para lelaki menghabiskan satu atau dua jam untuk berlarian di sekitar kuil sebagai persiapan dan menyucikan diri mereka dengan air dingin.
Hal itu dilakukan sebelum menjejalkan diri mereka ke dalam kuil utama.
Ketika lampu dipadamkan pukul 10 malam, seorang Biksu melemparkan 100 bungkusan dan dua batang kayu suci “shingi” sepanjang 20 cm ke kerumunan peserta dari atas jendela kuil.
Saat itulah keributan terjadi. Ribuan peserta berdesak-desakan untuk mendapatkan bungkusan dan/atau kayu suci itu.