Satu Keluarga Diserangan Virus Corona, Masuk Rumah Sakit Ditolak, Minta Tolong di Medsos, Diblokir
Liu awalnya tidak mengira jika kondisi kota tempat keluarganya hidup akan berubah menjadi 'lautan darah'.
SERAMBINEWS.COM - Bak dihujani serangan bertubi-tubi, keluarga ini sampai tak punya banyak waktu untuk berduka.
Ketika salah seorang anggota keluarganya meninggal setelah terinfeksi virus corona, saat itu juga ada anggota keluarga lainnya yang tengah berjuang melawan virus mematikan ini.
Dilansir dari The Guardian (15/2/2020), Kisah perjuangan sebuah keluarga melawan virus corona di Wuhan, China, ditulis dalam sebuah buku harian.
Buku harian itu adalah milik Liu Mengdi (25) yang terus menguatkan diri melihat satu per satu anggota keluarganya tergolek lemah.
Liu awalnya tidak mengira jika kondisi kota tempat keluarganya hidup akan berubah menjadi 'lautan darah'.
Ia sempat merasa optimis bahwa semua akan baik-baik saja.
Namun kematian sang kakek menggoyahkan keyakinannya.
'Hari ini adalah hari keenam dari karantina Wuhan. Saya pikir, keluarga saya, yang dicegah keluar, setidaknya akan aman," tulisnya pada 29 Januari dari Italia, tempatnya tengah menempuh pendidikan.
"Tidak pernah terpikir olehku bahwa mereka tidak akan bisa lepas dari ini," sambungnya.
Ya, bukannya membaik, kondisi keluarga Liu di China justru makin parah.
Pada 2 Februari 2020, sang kakek meninggal dunia di usia 90 tahun, padahal selama ini menurut Liu kakeknya adalah sosok yang sehat.
"Jauh dari kesedihan, aku merasa tersesat dan marah," Ratap putus asa gadis 25 tahun ini.
Beberapa hari sebelum meninggal, sang kakek mengalami demam sepanjang malam bahkan hingga jatuh dari tempat tidurnya.
Bukan hanya pejuangan melawan virus corona saja, sulitnya mendapatkan bantuan juga semakin membuat situasi keluarga ini tak karuan.
Saat akan memanggil ambulans untuk sang kakek, ratapan putus asa keluar dari mulut kerabatnya.