KONI Pidie Bina 700 Atlet

SIGLI - Sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIV 2022 mendatang, Pidie langsung tancap gas. Di mana KONI Pidie membina  700 atlet dari 43 cabang olahraga (cabor) untuk menghadapi even empat tahunan itu.

Hal itu dikatakan Ketua KONI Pidie, Samsul Bahri bersama 43 pengurus cabor saat berdelegasi ke gedung DPRK setempat, Rabu (19/2/2020). "Kita berdelegasi ke dewan untuk memohon dukungan agar ada penambahan dana untuk meningkatkan prestasi atlet pada PORA 2022. Saat ini, dana yang sudah diplotkan Rp 2 miliar," jelasnya.

Ia menyebutkan, prestasi yang diraih atlet harus didukung dengan dana. Hal ini untuk melakukan pembinaan atlet dengan sistem desentralisasi, supaya atlet Pidie tidak lari ke kabupaten lain.

Selain itu, tambah Samsul, pemberian bonus terhadap atlet harus menjadi prioritas. Sebab, dengan adanya bonus, maka akan menjadi semangat bagi atlet dalam mengejar medali. “KONI Pidie mengusulkan bonus untuk atlet yang mendulang medali emas Rp 30 juta per orang. Kami berharap dewan bisa memperjuangkannya," harapnya.

Ketua Bidang Humas Pelti Pidie, Syahrul Surya menjelaskan, sebagai tuan rumah pelaksanaan PORA tidak hanya sukses pada pelaksanaan, tapi harus mampu meraih prestasi. Untuk meraih itu, sebut Syahrul, tentunya harus didukung anggaran yang cukup. Apalagi, atlet yang akan mengharumkan nama Pidie dominan dari kalangan tidak mampu.

"Sudah sangat wajar, dewan memperjuangkan hak-hak atlet dengan menambah dana untuk meraih prestasi PORA di Pidie. Dewan bisa mempertanyakan kepada eksekutif yang minimnya penganggaran dana untuk pembinaan atlet. Permintaan atlet pun tidak muluk-muluk," ujarnya.

Ketua Ikatan Pencat Silat Indonesia (IPSI) Pidie, Hanafiah menyebutkan, Pidie merupakan lumbung atlet yang sedianya menjadi kebanggaan masyarakat. Sehingga, harus ada kepedulian dari Pemkab dan DPRK terutama terhadap peralatan yang harus dimiliki semua cabor. "Sebagai tuan rumah PORA, tentunya kita harus menjaga marwah Pidie di even empat tahunan itu," jelasnya.

Wakil Ketua Perbasi Pidie, Muharramsyah mengatakan, tim basket Pidie tidak ada lapangan untuk berlatih. Venue yang pernah digunakan di depan GOR Alun-alun Sigli sudah hilang. Sehingga  tim bola basket Pidie meraih prestasi. "Kita menginginkan agar lapangan basket harus terwujud 2020, bukan 2021. Sebab, 2020 sejatinya kita menggembleng pemain untuk persiapan PORA 2022," tegasnya.

Sekretaris Federasi Panjat Tebing (FPTI) Pidie, Zian Mustaqin menjelaskan, Pemkab harus serius mempersiapkan pelaksaaan PORA di Pidie. Antara lain, Pemkab harus cepat mempersiapkan venue dan anggaran lebih besar untuk pembinaan atlet. Anggaran yang diplotkan itu jangan di ujung saat pelaksanaan PORA akan dimulai.

Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail mengungkapkan, untuk meraih menjadi tuan rumah PORA sangat susah. Sebab, semua kabupaten/kota akan berjibaku untuk menjadi penyelenggara. Karena, pascapehelatan PORA nanti, tuan rumah pastinya sudah dibangun Gedung Pidie Center City (PCC). Apalagi, Pemerintah Aceh akan mengalokasikan sekitar Rp 200 miliar dana untuk pembangunan fasilitas olahraga.

Untuk itu, kata Mahfud, saat Pidie terpilih ruan rumah, Pemkab harus siap dan cepat menangani tahapan pelaksanaan PORA seperti anggaran pembinaan atlet harus lebih besar, plus venue harus segera dikerjakan. " Kami sebagai dewan komit menambah dana untuk pembinaan atlet. Kita akan panggil eksekutif untuk kita tambah dalam APBK-P 2020 dan APBK 2021," tegas Ketua DPRK Pidie.

Wakil Ketua DPRK Pidie, Fadli A Hamid mengatakan, Pemkab harus menyiapkan anggaran yang maksimal untuk pembinaan atlet. Sementara infrasruktur sudah ditangani Pemerintah Provinsi. " Saya rasa hanya dua yang dipersiapkan Pemkab yakni, tanah untuk venue dan dana pembinaan atlet," pungkasnya.(naz)