Peringati 31 Tahun Serambi Indonesia, OLS Berziarah ke Makam Pendiri dan Karyawan Korban Tsunami
Untuk diketahui, M Nourhalidyn meninggal pada 16 November 2000. Sedangkan istrinya, Ida Hafni Noer binti M Noer lebih dulu menghadap Sang Khalik
Untuk diketahui, M Nourhalidyn meninggal pada 16 November 2000. Sedangkan istrinya, Ida Hafni Noer binti M Noer lebih dulu menghadap Sang Khalik yaitu pada 11 April 1993. Sepuluh hari setelah Nourhalidyn meninggal, dua peristiwa besar terjadi di Banda Aceh yaitu banjir dahsyat yang menenggelamkan sebagian ibu kota Provinsi Aceh dan pelantikan Abdullah Puteh sebagai Gubernur Aceh, di Bandara SIM.
Sejumlah mantan karyawan Harian Serambi Indonesia, Jumat (28/2/2020) pagi, berziarah ke makam pendiri Harian Serambi Indonesia, M Nourhalidyn. Ziarah itu dilakukan dalam rangka peringatan HUT Ke-31 Serambi Indonesia.
Bergerak dari salah satu warung kopi di kawasan Lampriek, mantan karyawan yang bergabung dalam Old Legion Serambi (OLS), menuju ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Mereka tiba di sana sekitar pukul 10.30 WIB. TPU tersebut tepatnya berada di samping Masjid Teungku di Anjong.
Mereka berziarah ke makam pendiri Serambi, M Nourhalidyn bin Tgk Ubit dan istrinya, Ida Hafni Noer binti M Noer. Makam suami istri ini tidak berjauhan, tapi tidak juga bersisian. Dalam rombongan turut serta Hari Teguh Patria, anak almarhum M Nourhalidyn dan Pimpinan Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur.
Ziarah itu merupakan rangkaian kegiatan OLS dalam rangka memeriahkan HUT Ke-31 Serambi Indonesia, tahun ini. Koran yang sebelumnya bernama Mingguan Mimbar Swadaya tersebut didirikan oleh dua putra Aceh yaitu almarhum M Nourhalidyn dan H Sjamsul Kahar pada 9 Februari 1989 silam.
Setiba di TPU, mantan karyawan Serambi itu membersihkan rumput yang mulai menutupi kedua pusara tersebut. Tak lupa, untaian doa mereka bacakan yang dipandu oleh Aidil Kamal. Hal yang sama juga dilakukan pada makam Ida Hafni Noer, istri M Nourhalidyn.
Dengan ziarah itu, mantan karyawan Serambi Indonesia sepertinya ingin mengobati rasa rindu yang mendalam terhadap sang pimpinannya. Betapa tidak, semasa hidupnya, Nourhalidyn dikenal sebagai pemimpin yang mengayomi bawahan. "Pak Noer, kami datang," kata Bakti Siahaan, sambil mengusap nisan.
Mereka yang datang berziarah adalah Fahmi Mada, Bakti Siahaan, Akhmad Sutrisno, Husaini Ismail, Muhammad AH, Said Mukhsin, Aidi Kamal, M Nasir Yusuf, Ayi Jufridar, Maimun Mirdaz, Suprijal Yusuf, Ida Agustina, Ida Mauliza, Cut Dayang Sari, Fatma Siahaan, Khairunisa Pardede, dan Meiyanti.
Seusai berdoa, Koordinator OLS, Fahmi Mada, bertanya kepada Teguh mengenai dua batu nisan di makam ayahnya. Sebab, pada dua nisan itu berbeda tahun meninggal. Pertama tertulis tahun 2000 dan satu lagi tahun 2001. "Tahun mana yang benar, Guh," tanya Fahmi Mada.
"Yang 2000. Yang satu lagi salah tulis. Ayah meninggal kalau tidak salah hampir bersamaan dengan pelantikan Abdullah Puteh sebagai Gubernur Aceh di bandara karena Banda Aceh terendam banjir besar," kata Teguh.
Untuk diketahui, M Nourhalidyn meninggal pada 16 November 2000. Sedangkan istrinya, Ida Hafni Noer binti M Noer, lebih dulu menghadap Sang Khalik yaitu pada 11 April 1993. Sepuluh hari setelah Nourhalidyn meninggal, dua peristiwa besar terjadi di Banda Aceh yaitu banjir dahsyat yang menenggelamkan sebagian ibu kota Provinsi Aceh dan pelantikan Abdullah Puteh sebagai Gubernur Aceh, di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar pada 25 November 2000.
Biasanya pelantikan Gubernur Aceh digelar di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), tapi karena saat itu Banda Aceh sedang dilanda banjir besar, sehingga lokasi pelantikan digeser ke lobi Bandara SIM.
Fahmi Mada mengatakan, kunjungan ke makam tersebut bukanlah kunjungan biasa OLS. Fahmi mengungkapkan, Nourhalidyn tidak hanya atasan tapi juga sudah dianggap sebagai ayah atau orang tua sendiri bagi mereka.
“Kita doakan bersama Pak Noer dan istrinya tenang di alam kubur dan mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT,” kata Fahmi Mada yang sengaja pulang dari Jakarta untuk menghadiri acara syukuran peringatan HUT Ke-31 Serambi dan pemberian penghargaan Serambi Award 2020.
Setelah berziarah ke pusara Nourhalidyn dan istrinya, rombongan OLS juga berziarah ke kuburan massal di Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Di sana, merupakan tempat dimakamkan ribuan jenazah korban tsunami yang melanda Aceh pada akhir 2004 silam. Dalam musibah itu, sebanyak 52 karyawan Serambi menjadi korban. Dari jumlah itu, 11 korban di antaranya merupakan wartawan Serambi dan 1 wartawan Kompas. Dalam kegiatan itu, OLS juga memanjatkan doa untuk rekan-rekan mereka yang sudah meninggal dunia.