17 Pasien Terduga Corona Diisolasi, 37 Pasien Dipulangkan
Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Dr dr Erlina Burhan MSc SpP mengatakan, pihaknya merawat 17 pasien
JAKARTA - Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Dr dr Erlina Burhan MSc SpP mengatakan, pihaknya merawat 17 pasien dalam pengawasan terkait virus Corona di ruang isolasi. Ada keluhan yang kerap dirasakan pasien sebelum akhirnya diputuskan untuk diisolasi.
Erlina mengatakan, mayoritas pasien diketahui mengeluhkan demam tinggi, batuk dan kesulitan bernafas. Pasien tersebut merasakan keluhan setelah melakukan kunjungan ke negara pandemik virus Corona. Selain itu, beberapa pasien mengeluhkan jatuh sakit usai berkontak langsung dengan pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona.
"Jadi gejala yang dirasakan pasien itu demam, batuk, dan kemudian kesulitan bernafas," kata Erlina saat ditemui di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Sabtu (7/3/2020).
Dari gejala yang dirasakan pasien, kata dia, pihak rumah sakit kemudian melakukan pemeriksaan radiografi dada atau sinar-X dada (Toraks). Jika ada peradangan paru, mereka kemudian harus diisolasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Diungkapkan Erlina, pemeriksaan lanjutan itu untuk mengetahui apakah sakit yang dirasakan pasien tersebut diakibatkan virus corona atau tidak.
"Kita konfirmasi gejala itu dengan foto toraks atau rontgen dada. Bila terdapat peradangan di paru, baik itu ringan atau berat, ini masuk kriteria orang pasien dalam pengawasan dan ini kita rawat," pungkasnya.
37 Orang Dipulangkan
Erlina mengatakan, pihak rumah sakit menetapkan 37 pasien dalam status orang dalam pemantauan (ODP) virus Corona. Jumlah ODP ini bertambah sebanyak enam pasien orang jika dibandingkan Kamis (5/3/2020) sebelumnya yang jumlahnya 31 pasien.
"Ya, di rumah sakit kami, Rumah Sakit Persahabatan, sampai saat ini ada 37 pasien yang kita masukkan ke dalam kriteria Orang Dalam Pemantauan," kata Erlina saat ditemui di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Sabtu kemarin.
Ia menuturkan, pasien yang dalam status ODP itu tidak dirawat oleh pihak rumah sakit. Sebab tidak semua pasien yang jatuh sakit setelah pulang dari luar negeri bisa terjangkit penyakit virus Corona. "Jadi walaupun ada riwayat bepergian ke luar negeri, dalam 14 hari pertama. Kita kita pilah lagi, ini luar negerinya mana? Apakah termasuk negara yang terjangkit? Itu kan ada WHO mengeluarkan list atau daftar negara-negara yang terjangkit," katanya.
Erlina menambahkan, pasien dalam status ODP biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala yang mirip orang terjangkit virus Corona. Meskipun, pasien tersebut jatuh sakit usai berpergian ke luar negeri. "Apakah ada gejala atau tidak, nah kalau ada gejala ringan, tidak ada infeksi paru yang terlihat dari foto toraks atau rontgen, biasanya itu kita masukkan kategori orang dalam pemantauan," terangnya.
Kendati tidak diisolasi, imbuh dia, pasien itu juga tetap diberikan obat oleh pihak rumah sakit. Pasien itu juga diminta untuk mengisolasikan diri secara mandiri di rumahnya masing-masing selama 14 hari. "Jadi mereka ini diberikan obat-obat untuk simptomatis, untuk simptomnya, tetapi mereka dipulangkan, diminta mengisolasikan diri di rumah selama 14 hari dan dipantau oleh dinas kesehatannya," pungkasnya.
95 Persen Sembuh
Erlina Burhan juga menegaskan bahwa tidak semua pasien yang sudah dinyatakan positif terjangkit virus Corona dipastikan akan meninggal dunia. Menurut dia, anggapan tersebut tidak benar alias hoaks. Erlina merupakan salah satu tim dokter yang menangani pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUP Persahabatan, Jakarta Timur. "Jadi Anda jangan salah, bahwa kalau positif Corona lalu fatal gitu ya. Dan kalau positif itu pasti meninggal, itu hoaks," kata Erlina kemarin.
Dalam kasus penyakit yang diakibatkan virus Corona, kata Erlina, pasien yang telah dinyatakan positif memiliki gejala yang ringan ataupun yang berat. Seluruh tingkatan itu memiliki tingkatan kefatalannya tersendiri. "Saya selalu mengatakan bahwa gejala klinisnya mulai dari ringan sampai berat. Tapi umumnya adalah ringan dan kita melakukan prinsip kehati-hatian. Kita rawat, tujuannya supaya mereka dapat dinyatakan sembuh. Jadi umumnya kan memang juga sembuh ya," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, mortalitas penyakit Corona dinilainya sangat kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit lainnya. Menurutnya, penyakit yang diakibatkan virus Corona nantinya bisa sembuh dengan sendirinya atau self disease. "Jadi memang kematian sampai saat ini kan rata-rata 2 persen kan. Jadi berita bagusnya adalah minimal 95 persen ke atas itu akan sembuh kalau ditangani dengan cepat" jelas dia.
Erlina juga menyinggung data yang dikeluarkan pemerintahan Tiongkok yang menyatakan lebih dari setengah pasien yang terjangkit virus Corona telah dinyatakan sembuh. "Bukankah yang dari 90 ribuan di Cina sudah 59 ribu dinyatakan sembuh. Sebagian masih dirawat," pungkasnya.(rina/igman/tribunnetwork/cep)