Berita Aceh Barat Daya
Harga TBS Sawit Abdya Turun Lagi, Ini Penyebabnya
Virus Corona yang mewabah diduga berdampak berkurang permintaan pasar luar negeri terhadap CPO dari negara produsen.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nur Nihayati
Keterangan diperoleh Serambinews.com dari petani sawit di Abdya bahwa areal kelapa sawit rakyat seluas 1 hektare (ha) dalam keadaan normal bisa menghasilkan 1 sampai 1,5 ton TBS sawit, Namun, sekarang ini rata-rata kurang dari 1 ton TBS
Seperti diberitakan, kenaikan harga TBS sawit di Kabupaten Abdya dimulai sejak Juli 2019. Para petani sawit di Abdya, terutama di Kecamatan Kuala Batee dan Babahrot tentu bergairah kembali merawat areal kebun milik mereka.
Sebelumnya, areal perkebunan kelapa sawit rakyat setempat sebagian besar terlantar dan tidak terurus. Penyebabnya, harga TBS sawit di tingkat petani terpuruk mencapai titik terendah saat itu mencapai Rp 650 per kg.
Harga TBS sawit yang sangat rendah mengakibatkan pendapatan petani berkurang secara drastis sehingga kurang mampu menutupi biaya perawatan kebun, seperti pemupukan dan pembersihan.
Namun, sejak Juli tahun lalu harga TBS kelapa sawit meningkat secara perlahan-lahan dan melejit hingga awal Februari lalu mencapai Rp 1.350 per kg. Tentu, para petani menyambut gembira.
Perasaan senang dan gembira sehubungan meningkat harga TBS kelapa sawait ternyata tidak berlangsung lama. Sebab, harga TBS sawit di tingkat petani bergerak turun sejak pertengahan Februari lalu.
Hingga Jumat (13/3/2020), harga TBS kelapa sawit yang ditampung agen pengepul dari para petani pada kisaran harga Rp 1.020 sampai Rp 1.050 per kg.
“Para petani yang sedang bergairah merawat areal kebun sawit kecewa karena harga TBS kembali turun,” kata Hendra, warga Desa Alue Peunawa, Kecamatan Babahrot kepada Serambinews.com.
Salim, salah seorang agen pengepul menjelaskan, turun harga TBS kelapa sawit akibat menurun harga TBS yang ditampung pengusaha Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Kabupaten Nagan Raya.
“Tiga hari lalu (Selasa), harga TBS di PMKS Nagan Raya turun signifikan mencapai Rp 150 per kg,” kata Salim.
Saat ini, katanya, pengusaha PMKS di Nagan Raya menampung TBS dari Abdya dengan kisaran harga Rp 1.210 sampai Rp 1.250 per kg.
Sehingga agen pengepul membeli TBS dari petani berkisar antara Rp 1.020 sampai Rp 1.050 per kg.
Petani sangat khawatir kalau harga TBS kelapa sawit turun lagi karena menjelang bulan puasa (Ramadhan), dimana biasanya harga sawit menurun.
Sebelumnya, Azrul, petani sawit Abdya menjelaskan, salah satu faktor tidak stabilnya harga sawit, selain dipengaruhi oleh harga CPO (Crude Palm Oil) di pasaran luar negeri, juga karena Abdya belum memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) hingga sekarang.
Sehingga seluruh hasil panen TBS sawit Kabupaten Abdya terpaksa harus dibawa agen pengepul untuk dijual ke luar daerah, terutama kepada pengusaha PMKS di Kabupaten Nagan Raya dan Kota Subulussalam.
Kondisi ini, katanya, akan menjadi peluang, terutama pengusaha PMKS, termasuk para agen melakukan penekanan harga.
Dalam kondisi terjepit seperti itu para petani pun tidak bisa berbuat banyak, bahkan mereka harus merelakan hasil panennya dibeli dengan harga murah.(*)