Atasi Corona, Jusuf Kalla Sarankan Lock Down, Jokowi Menolak, Apa Kelebihan dan Kekurangan?

Kebijakan pemerintah pusat dalam menangani virus corona nampak berbanding terbalik dengan apa yang disarankan oleh mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

Editor: Amirullah
Kolase Tribun Jabar
Jokowi dan Jusuf Kalla 

Dikutip dari Kompas.com, seorang pakar ekonomi dari Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia yang bernama Piter Abdullah berpendapat, apabila lockdown diberlakukan, aktivitas di luar rumah seperti bekerja dan mencari uang akan terhenti.

Khususnya pada sektor informal, sektor yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan sehari-hari ini akan kehilangan penghasilan.

Sedangkan pada sektor produksi juga pasti akan terganggu, ini dikarenakan oleh banyak produk yang berkurang pasokannya.

Imbasnya produk menjadi langka di pasaran, hal ini menyebabkan perekonomian serasa dimatikan.

Angka kriminalitas di kalangan masyarakat bukan tidak mungkin kan meningkat karena efek dari 'lockdown' ini.

Selain itu hak-hak sipil dari masyarakat akan ditangguhkan.

Upaya lockdown yang dilakukan diberbagai negara lain dirasa belum cukup efektif bila diterapkan di negara ini.

Hal tersebut dikarenakan oleh letak geografis Indonesia yang berbeda dengan China bahkan Korea Selatan.

Jadi masih ada kemungkinan bahwa cara tersebut tidak seampuh di negara asal virus corona itu.

Upaya Pemerintah Pusat

Dikutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengatakan bila Indonesia dirasa belum perlu mempersiapkan upaya lockdown ini.

Sehingga pemerintah belum memiliki rencana untuk melangsungkan 'lockdown' dan lebih mementingkan upaya lain.

Pemerintah pusat saat ini lebih terfokus dalam upaya pengurangan interaksi dan mobilitas di luar rumah.

Intruksi ini dilakukan untuk mengurangi dampak penyebaran virus corona.

Kelebihan

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved