Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Kampung Lot Bener Kelipah Hidupkan Kembali Ritual Tulak Bele
Masyarakat Kampung Lot Bener Kelipah, Kecamatan Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah, punya cara tersendiri
Masyarakat Kampung Lot Bener Kelipah, Kecamatan Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah, punya cara tersendiri dalam menangkal berbagai wabah dan penyakit seperti menggelar acara ritual tolak bala (tulak bele) yang baru saja digelar di kampung tersebut, Selasa (17/3/2020) malam.
Tolak bala (tulak bele) diadakan ketika ada bencana berskala besar. Ini merupakan warisan budaya leluhur yang sudah dipraktikkan turun temurun.
Penyebaran virus corona atau covid 19 membuat masyarakat di seluruh Indonesia khawatir, namun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk pencegahan seperti meliburkan aktivitas sekolah dan lainnya agar memutuskan mata rantai penyebaran virus tersebut.
Masyarakat Kampung Lot Bener Kelipah melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk kembali menghidupkan tradisi tolak bala untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan bermunajat kepada Allah SWT agar wabah ini dapat segera diatasi.
Camat Bener Kelipah, Safriadi S Pd MPd kepada Serambi melalui pesan WhastApp, Rabu (18/3/2020) mengatakan, acara tulak bele (tolak bala) ini merupakan prosesi adat yang bersendikan agama. Dalam prosesinya dilaksanakan doa dan zikir bersama untuk memohon kepada Allah SWT agar terhindar dari musibah virus corona yang sudah menyebar ke seluruh dunia.
Prosesi adat tulak bele dilengkapi dengan petawaren (pesijuek). Pada malam itu juga dilaksanakan petawaren keliling kampung bersama para alim ulama, reje, petue, dan tokoh masyarakat setempat.
Camat Bener Kelipah, Safriadi juga mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak panik, tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya. “Semoga Allah SWT menjabah doa kita, sehingga penyakit ini dapat segera diatasi dan kita dapat melaksanakan aktivitas seperti biasanya,” ujar Camat Safriadi. Ia juga menginstruksikan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap penyebaran virus corona yang telah menelan ribuan korban jiwa di seluruh dunia. (budi fatria)