Wabah Virus Corona

Pasien Rujukan dari Sabang yang Sempat Disebut Positif Corona Dibolehkan Pulang

Pasien RP sudah diperbolehkan pulang karena secara medis tidak ada indikasi yang mengarah ke Covid-19

Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
Serambinews.com
Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG). 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Publik di Aceh terutama warganet sempat dihebohkan dengan informasi adanya pasien rujukan yang positif Covid-19 yang dirujuk dari Sabang Ke RSUDZA, Banda Aceh, Sabtu (21/3/2020).

Setelah dikonfirmasi ke Direktur RSUDZA dr Azharuddin ternyata pasien tersebut tidak positif namun dalam pemantauan dan observasi.

Sebelumnya, Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani juga menerangkan
pasien yang dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh dari Kota Sabang, Sabtu (21/3/2020) sekira pukul 18.30 WIB, dan sempat beredar di WhatsApp (WA), dipastikan bukan penderita Covid-19, dan sudah dibolehkan pulang oleh dokter ahli yang menanganinya.

Menurut pria yang akrab disapa SAG itu, pasien berinisial RP (29) merasa agak pening, batuk, dan gatal tenggorokan saja, namun dirujuk ke RSUZA Banda Aceh karena memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta dan Bandung baru-baru ini.

“Pasien RP sudah diperbolehkan pulang karena secara medis tidak ada indikasi yang mengarah ke Covid-19,” kata SAG mengutip laporan RSUZA Banda Aceh.

BREAKING NEWS - Sesaat Lagi Tim Gabungan Akan Razia Warkop-warkop di Banda Aceh

Pesta Pernikahan Dihentikan Oleh Polisi, Tamu dan Bus Disemprot Disifektan Sebelum Diminta Pulang

Cegah Corona, MRI Bireuen dan ACT Lhokseumawe Semprot Disinfektan di Masjid Agung Bireuen

Jubir Pemerintah Aceh ini menyayangkan data rinci pasien RP itu sempat beredar melalui WA, karena dalam protokol penanganan orang dalam pantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) hal tersebut tidak dibenarkan.

SAG mengimbau petugas kesehatan, keluarga, kerabat, dan masyarakat, agar lain kali menahan diri dan tidak mengedarkan informasi apa pun tentang ODP atau PDP.

“Mohon bersabar dan menunggu informasi yang dikeluarkan oleh petugas yang berwenang,” harapnya.

Bila ada keluarga, tetangga, kerabat, atau mengetahui ada yang demam, batuk, atau sakit kepala, jangan langsung dicurigai Covid-19.

Hanya dokter ahli yang memiliki otoritas menjelaskan Covid-19 atau bukan.

"Jangan bikin heboh sehingga data pasien tersebar," pintanya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved