Terungkap Masa Berakhirnya Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli ITB dan Ustaz Abdul Somad
Jika Ustadz Abdul Somad memprediksi masa berakhirnya Virus Corona atau Covid-19 ini, maka peneliti dari ITB ini membahas banyak hal.
SERAMBINEWS.COM - Kasus virus corona di Indonesia semakin bertambah.
Di Indonesia sendiri, update terbaru tertanggal Rabu 25 Maret 2020 pukul 15:30.
Kasus yang terkonfirmasi totalnya mencapai 790.
Ada penambahan kasus sebanyak 105 orang dari hari Selasa (24/3/2020).
Pasien dalam perawatan 701 orang.
Total pasien yang sembuh adalah 31 orang.
Pasien yang meninggal sebanyak 58 orang.
Meskipun memiliki penambahan yang banyak, namun sudah banyak orang yang memprediksi berakhirnya Covid-19 ini.
Setelah sebelumnya Ustadz Abdul Somad, terbaru ada peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang membahasnya.
• Implementasi Kartu Pra Kerja Dipercepat, Simak Cara Daftar Akun hingga Ikuti Tes di prakerja.go.id
• VIRAL Video Perwira Pukuli 3 Bintara di Polres Padang Pariaman, Ada yang Masuk Rumah Sakit
• 6 Gejala Virus Corona Ringan yang Harus Diperhatikan: Kelehahan Fisik & Mental hingga Sakit Perut
Jika Ustadz Abdul Somad memprediksi masa berakhirnya Virus Corona atau Covid-19 ini, maka peneliti dari ITB ini membahas banyak hal.
Melansir Informasi dari Kompas pada Selasa (24/3/2020), Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan simulasi dan permodelan sederhana dalam prediksi penyebaran Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
Melalui penelitian tersebut, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak jumlah kasus Virus Corona atau Covid-19 pada akhir Maret hingga pertengahan April 2020.
Pendemi corona ini diperkirakan akan berakhir pada saat kasus harian terbesar berada di angka sekitar 600 persen yang diprediksi pada bulan April tersebut.
“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).
Nuning menjelaskan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi kasus covid-19 di Indonesia yang menjadi bagian pendemi global.
• 6 Gejala Virus Corona Ringan yang Harus Diperhatikan: Kelehahan Fisik & Mental hingga Sakit Perut
• Gegara Pegang Pinggul Istri Orang, Seorang Pria Dibacok hingga Luka Parah, Begini Kronologinya
"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning.

Sebuah penelitian yang menjadi jurnal ilmiah ini, tim peneliti membangun model representasi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003 silam.
Setelah menentukan model penelitian ini, tim akhirnya menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara.
Seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok sebab kesalahannya sangat kecil disandingkan dengan data terlapor di Indonesia.
• India Lockdown Gegara Wabah Corona, Polisi Bertindak Keras untuk Pastikan Rakyat Tetap di Rumah
Jika dibanding data negara lain, kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif corona.
"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.
Namun hal ini bukan lah perkara mudah, sebab Korea Selatan menjadi salah satu negara paling baik dalam penanganan covid-19.
"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka. Tapi setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ujar Nuning.
Menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun termasuk faktor-faktor yang krusial.
Selain itu ini perlu dilakukan pencegahan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.
Sebab, tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit, tenaga medis, serta fasilitas yang disediakan menjadi tidak cukup untuk melakukan penampungan.
Selain itu vaksin corona yang belum dapat ditemukan.
Masalah ini dapat diatasi dengan memotong rantai penularan yang dapat dilakukan dengan pembatasan kontak fisik.
Seperti yang telah dinstruksikan pemerintah beberapa waktu lalu.
Sejak corona mulai masuk Indonesia Jokowi telah memperingatakan melalui Instagramnya bahwa virus corona dapat dicegah dan dihadapi.
Selain dengan menerapkan sosial distance, Presiden Jokowi juga mengunggah sebuah video yang menerapkan cara sederhana untuk menjaga kondisi kesehatan dengan baik.
Yakni dengan mencuci tangan, menghindari menyentuh area wajah dengan rangan yang kotor, menjaga kebersihan lingkungan , hidup sehat dan jaga jarak.

Berakhirnya Pandemi Dibahas Ustadz Abdul Somad
Merebaknya Virus Corona atau Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia saat ini diungkapkan Ustadz Abdul Somad merupakan takdir Tuhan.
Sebab, selayaknya bencana alam, Virus Corona dijelaskannya telah tertulis dalam Lauhulmahfuz atau direncanakan oleh Allah SWT.
Hal tersebut diungkapkan Ustaz Abdul Somad lewat akun instagramnya @ustadzabdulsomad_official; pada Minggu (15/3/2020).
"Kita meyakini bahwa segala musibah terjadi di bumi, terjadi pada diri, semuanya sudah tertulis di Lauhulmahfuz. sebelum diwujudkan Allah dalam bentuk nyata, itu sudah ada dalam perencanaan Allah SWT," ungkap Abdul Somad.
Oleh sebab itu, lanjutnya, apabila terjadi suatu musibah seperti gempa bumi, bencana alam termasuk wabah penyakit, umat muslim diperintahkan untuk tetap bersabar.
"Kita tetap ada langkah antisipasi, ikhtiar. Itulah golongan ahlu sunnah wal jama'ah," imbuhnya.
Terkait pencegahan penyebaran virus corona, Ustaz Abdul Somad mengingatkan agar masyarakat dapat menjaga kesucian dan kebersihan tangan.
Kebiasaan menjaga kebersihan katanya dimulai dari bangun tidur, salat subuh, salat dhuha, salat zuhur, salat ashar, salat maghrib, salat isya hingga salat tahajjud pada tengah malam.
"Tangan kita bersih, steril. Kemudian pula, kuman masuk dari dua jalur yaitu lubang hidung dan lubang mulut. hidung juga bersih, kenapa? Masukkan air biar bersih (wudhu), walaupun sunnah tidak wajib," ungkap Ustaz Abdul Somad.
"Kemudian kumur-kumur, gosok gigi mulut bersih. tangan bersih, hidung bersih, mulut bersih," tambahnya.
Kemudian lanjutnya, umat muslim dimintanya untuk berserah diri kepada Allah SWT.
"Habiskan takutmu untuk Allah, sehingga tidak tersisa lagi untuk makhluk Allah. Semua ini makhluk ciptaan Allah, berkumpul semua makhluk ciptaan Allah untuk memudharatkanmu dengan sesuatu. Tidak akan terjadi kalau tidak ditetapkan Allah SWT," jelasnya.
"Itulah Iman, itulah akidah, itulah keyakinan. Tidak ada satu biji, tidak ada satu benih, tidak ada satu butiran itu yang bergerak kecuali atas izin Allah SWT. Tidak ada bumi yang basah, tidak ada bumi yang kering, tidak ada satu daun pun yang gugur, jatuh ke atas muka bumi kecuali atas izin Allah SWT," tambahnya.

Walau begitu, Ustaz Abdul Somad mengingatkan doa yang dipanjatkan disertai dengan ikhtiar atau berusaha.
"Ikhtiar tetap, usaha tetap, doa berserah diri kepada Allah SWT," imbuhnya.
Istighfar dan salawat katanya juga harus selalu diucapkan untuk melewati ujian berupa virus corona yang tengah mewabah saat ini.
"Banyak-banyak beristigfar. Siapa yang perbanyak istighfar, kesempitannya akan diberikan jalan keluar. Kesusahan hatinya diberikan kelapangan, diberikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka," ungkap Ustaz Abdul Somad.
"Banyak-banyak Salawat. Siapa yang bersalawat satu kali, Allah balas dengan sepuluh kebaikan. Ditutupi sepuluh kesalahannya, ditingkatkan sepuluh tingkatan derajat kemuliaan," tambahnya.
"Ketika datang setan berbisik, setan akan datang dari depan, setan akan datang dari belakang, dari kanan, dari kiri, lawan dia dengan dzikir. Jangan larut dengan tontonan televisi, jangan larut dalam grup whatsapp, tapi larutkanlah diri dalam dzikir Allah SWT," ujarnya.
"Berkah selalu," tutup Ustaz Abdul Somad diakhiri salam.
Sementara, dalam postingan terbarunya, UAS menyebut akhir wabah terjadi.
Meski tak menyebut Virus Corona, dia merujuk pada wabah ini.
Dia menukil dari perkataan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani soal wabah yang terjadi di negeri kaum muslimin di sepanjang sejarah.
Wabah yang biasa terjadi pada pertengahan musim bunga setelah keluar musim dingin akan berakhir pada musim panas.
Sedangkan musim panas dimulai terjadi pada 21 Juni 2020.
Apakah ini akah terjadi pada Virus Corona?
"السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
.
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: " Wabah yang terjadi di berbagai negeri kaum muslimin di sepanjang sejarah biasanya terjadi pada pertengahan musim bunga setelah keluar dari musim dingin dan akan berakhir pada awal musim panas ".
كتاب: بدل الماعون في فصل الطاعون
Start musim panas 21 Juni," tulisnya
Baca: Kapan Batuk dan Sesak Napas Muncul sebagai Gejala Virus Corona? Ini Penjelasannya dari Hari ke Hari
Baca: Kisah Pasien Virus Corona di Bandung, Sebut Satpam RS Kabur saat Bertemu: Kayak Lihat Setan
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Farid)
artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Terungkap Masa Puncak dan Akhir Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli ITB dan Prediksi Ustaz Abdul Somad