Tenaga Medis Pakai Mantel Hujan, RSUD Teungku Peukan Kekurangan APD

Kondisi ini menimbulkan ketakutan petugas medis di RSUD Teungku Peukan (RSUTP) dan puskesmas yang menjadi garda terdepan

Editor: bakri
IST
Petugas medis pada salah satu puskesmas di Abdya menggunakan mantel hujan saat melayani pasien dan memeriksa kesehatan warga yang pulang dari daerah pandemi virus corona karena tidak punya APD, Jumat (27/3/2020). 

BLANGPIDIE - Kelangkaan alat pelindung diri (ADP) di Aceh Barat Daya (Abdya) semakin memprihatinkan. Kondisi ini menimbulkan ketakutan petugas medis di RSUD Teungku Peukan (RSUTP) dan puskesmas yang menjadi garda terdepan dalam melaksanakan tugas melayani pasien atau melakukan kunjungan rumah.

Dampak dari kelangkaan APD ini, para tenaga medis di RSUTP mulai menggunakan mantel hujan ketika melayani pasien di ruang instalasi gawat daruat (IGD). Hal ini sangat kontras dengan penunjukan rumah sakit pemerintah yang berlokasi di Padang Meurante, Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh itu sebagai rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emergensi Covid-19.  Bukan saja APD, stok masker di puskesmas dan RSUTP juga semakin menipis. Bahkan, masker standar (N-95) sudah lama habis.

Keterangan yang diperoleh Serambi, Jumat (27/3/2020), menyebutkan, para petugas medis mulai dihantui rasa takut ketika memeriksa kesehatan warga yang baru pulang dari luar negeri dan kota-kota lain di Indonesia yang sudah terpapar virus corona. Petugas medis di puskesmas diliputi rasa khawatir saat melakukan kunjungan ke rumah warga untuk melakukan pengecekan kesehatan. “Karena tak ada baju pelindung, kami terpaksa pakai mantel hujan,” kata salah seorang petugas medis kepada Serambi, kemarin. Kendati hanya menggunakan mantel hujan, sarung tangan, masker, dan sepatu bot, paramedis yang bertugas di 13 puskesmas di Abdya, termasuk di RSUTP tetap bekerja memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Seperti diketahui, di tengah semakin mewabahnya penyebaran virus corona di Indonesia, warga Abdya yang selama ini bekerja di Malaysia, atau menimba ilmu di Jakarta, Bandung, Semarang, Kalimantan, dan sejumlah daerah lain, ramai-ramai pulang kampung dalam sepekan terakhir. Mereka yang baru pulang kampung itu kemudian didata nama, alamat, dan riwayat perjalanan untuk dilaporkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Abdya. Berdasarkan data tersebut, petugas puskesmas mengunjungi rumah warga  yang baru pulang kampung itu untuk dicek kesehatannya.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Abdya, Safliati SST MKes yang dihubungi Serambi, Jumat (27/3/2020), membenarkan, bahwa petugas medis di 13 puskesmas hanya menggunakan mantel hujan sebagai ADP saat melayani pasien maupun ketika melakukan kunjungan rumah untuk cek kesehatan warga yang baru pulang dari luar daerah. “Baju pelindung tak ada. Akhirnya, kami siasati mengunakan mantel hujan. Bukan saja di puskesmas, di RSUTP juga mulai menggunakan,” katanya.

Menurut Safliati, dirinya sudah meminta petugas medis di puskesmas untuk mencuci dan menjemur mantel hujan tersebut setelah menggunakannya saat memeriksa kesehatan warga. Kepala Dinkes juga mengakui, bahwa stok masker di dinas kesehatan sudah habis total. “Hari ini (Jumat kemarin-red), terakhir kami kirim ke puskesmas-pukesmas masing-masing 2 kotak,” bebernya.

Ia berharap, permohonan APD yang diajukan pihaknya beberapa waktu lalu, bisa segera dipenuhi dan dikirim. “Info kami dapat, APD untuk Abdya dalam proses pengiriman. Kita harap segera kita terima karena stok sudah kosong,” pungkas Safliati yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya.

Sementara itu, stok alat pelindung diri (APD) tenaga medis di seluruh puskesmas yang ada di Aceh Singkil sudah habis total. Selain puskesmas, APD di klinik pribadi juga habis, sehingga klinik kesehatan itu tutup untuk sementara waktu. Informasi itu dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Singkil, Erwin kepada Serambi, Jumat (27/3/2020). "Bukan menipis, stok APD di puskesmas memang sudah habis," kata Erwin.

Erwin menjelaskan, Dinkes sebelumnya sudah memasok APD berupa masker ke puskesmas. Tetapi jumlahnya hanya 50 lembar per puskesmas. "Sehingga dalam hitungan hari sudah habis," ujar Erwin. Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan APD di daerah itu, Dinkes Aceh Singkil sudah dilakukan pemesanan, sejak pekan lalu. "Mudah-mudah, besok (Sabtu hari ini-red), sudah datang," harapnya.

Secara terpisah, Direktur RSUD Aceh Singkil, Khuzaini mengungkapkan, stok masker di rumah sakit yang dipimpinnya itu masih cukup untuk dua bulan. Untuk penghematan, terang Khuzaini, pihaknya sudah melakukan pembatasan penggunaan masker, di mana petugas medis dan paramedis hanya diperkenankan menggunakan masker satu lembar per hari.

Di sisi lain, paparnya, sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19), RSUD Aceh Singkil telah melakukan pengurangan jam pelayanan poliklinik, hanya sampai pukul 12.30 WIB. “Khusus Jumat, hanya sampai pukul 12.00 WIB,” sebut dia.

Langkah lain, bebernya, jam besuk pasien ditiadakan dan pasien rawat inap hanya boleh ditunggui satu orang yang dilengkapi kartu penunggu pasien. “Lalu pasien rawat jalan/poliklinik hanya boleh diantar satu orang untuk mengurangi risiko penularan. Pasien IGD juga hanya boleh diantar keluarga sampai pintu masuk. Termasuk snak-anak sehat di bawah 12 tahun, dilarang masuk RSUD dan pasien demam/flu, serta batuk wajib menggunakan masker, dan diharuskan mendaftar di loket khusus,” tutupnya.(nun/de)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved