Destinasi Wisata Abdya

Pesona Pantai Geuntheeng Tangan-tangan Abdya yang Masih Asri

Pantai Geuntheeng menjadi pilihan yang tepat dan cocok bagi anda yang ingin menghabiskan waktu berakhir pekan dengan sanak dan keluarga.

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Wakil Bupati Abdya, Muslizar MT bersama nelayan menarik pukat di Pantai Geuntheeng, Gampong Blangpadang, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Tarik pukat ini merupakan tradisi turun temurun para nelayan Gampong Blangpadang mencari ikan. 

Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Damai dan tenang, itulah yang akan kita rasakan saat berkunjung ke Pantai Geuntheeng, Gampong Blangpadang, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Ya, pasir yang bersih dan riak ombak yang tidak terlalu besar dan tenang, membuat seluruh pengunjung tak sabar ingin mandi, berenang, dan bermain di laut lepas tersebut.

Lokasi yang jauh dari permukiman penduduk, Pantai Geuntheeng menjadi pilihan yang tepat dan cocok bagi anda yang ingin menghabiskan waktu berakhir pekan dengan sanak dan keluarga.

Untuk tiba ke pantai yang bersih dan indah tersebut, dari jalan nasional, kita hanya butuh waktu 5 hingga 10 menit tiba ke lokasi.

Selain disuguhkan, suasana yang asri dan sejuk, saat tiba di Pasir Geuntheng kita akan disuguhkan ikan segar hasil tangkapan nelayan.

Ya, para nelayan Blangpadang itu, masih melakukan penangkapan ikan secara tradisional, yaitu dengan cara terek pukat.

Budaya yang sudah turun temurun di Aceh, khususnya di kecamatan Tangan-Tangan Abdya, sampai saat ini masih dilestarikan dan telah menjadi kegiatan rutin warga Blangpadang yang berprofesi sebagai nelayan.

Bahkan, wakil Bupati Abdya, Muslizar MT yang merupakan warga Blangpadang, mengaku masa-masa kecilnya dulu, setiap pagi dan hari libur, sering melakukan tarek pukat bersama nelayan setempat.

Untuk menarik pukat, maka kita terlebih dahulu pergi ke tengah laut menggunakan perahu membawa pukat (jaring) ke laut, setelah sampai di titik kerumunan ikan, selanjutnya pukat dilemparkan.

Sementara di bibir pantai, para nelayan lainnya sudah bersiap menarik perlahan, bahkan sebagian nelayan sudah menyiapkan tali di pinggang, untuk menarik tali pukat tersebut.

Agar ikan tak lepas, para nelayan yang sudah bersiap-siap di darat, secara serentak menarik jaring, sambil dipandu oleh sang pawang yang berada di tengah laut.

"Itu pawang, tujuan diangkat tangan kanan dan kiri, sebagai isyarat kepada nelayan di darat, untuk menarik pukat. Jadi, tidak boleh kendor jaringnya, kalau kendor, ikannya akan lepas, makanya diberikan isyarat seperti itu," kata wakil Bupati Abdya, Muslizar, Minggu (29/3/2020) kepada Serambinews.com saat berkunjung ke Pasir Geuntheeng.

Menurut Muslizar, dengan cara menangkap ikan secara tradisional tersebut, sehingga warga setempat bebas memakan ikan dari formalin dan pengawet.

"Alhamdulillah, kalau makan ikan di sini, insya Allah, bebas formalin," ujar Muslizar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved