Waspada Corona
Hati-hati Menggunakan Sarung Tangan Apabila Tidak Diganti, Lebih Baik Cuci Tangan dengan Sabun
Ada sebagian masyarakat yang dapat dikatakan over proteksi ataupun malah salah kaprah dengan cara pencegahan yang dilakukan.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Saat ini hampir diseluruh negara termasuk Indonesia sedang dilanda wabah virus corona atau Covid-19.
Di Aceh, ada lima pasien yang positif corona, juga ada pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Berbagai cara dan langkahpun dilakukan oleh Pemerintah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang virus tersebut, antaranya mengenai apa itu Covid-19, cara penularannya, gejala yang timbul dan cara pencegahannya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh, dr Aslinar SpAM Biomed kepada Serambinews.com, Minggu (5/4/2020) menyampaikan Covid-19 sangat mempengaruhi semua lini kehidupan masyarakat.
Hal ini dapat dimaklumi, karena angka kejadian kasus yang sangat banyak di dunia dan jumlah kematian yang sangat tinggi.
Masyarakatpun menjadi khawatir dan berusaha waspada serta melakukan berbagai langkah pencegahan.
Akan tetapi, menurutnya, ternyata ada sebagian masyarakat yang dapat dikatakan over proteksi ataupun malah salah kaprah dengan cara pencegahan yang dilakukan.
“Saya sendiri mengamati dan juga banyak teman yang menginformasikan bahwa di beberapa tempat seperti bank dan swalayan dimana petugasnya menggunakan sarung tangan medis. Di bank yang saya datangi terlihat para teller, satpam menggunakan sarung tangan medis. Demikian juga halnya yang dilakukan oleh para kasir di beberapa swalayan yang ada di kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Apakah tepat yang mereka lakukan?,” sebutnya.
Ia menambahkan dari informasi yang didapatkannya bahwa mereka melakukannya karena tangan yang selalu bersentuhan dengan uang dari nasabah, ataupun pembeli dan itu adalah aturan dari pimpinannya.
Dalam hal ini, dr Aslinar menjelaskan sarung tangan medis itu seharusnya dipakai oleh para tenaga kesehatan di Rumah Sakit atau Puskesmas saat melakukan berbagai tindakan berupa pemasangan infus, membersihkan luka, tindakan operasi dan lainnya.
Dan hanya dipakai untuk satu kali pemakaian saja lalu kemudian dibuang di tempat sampah medis yang sudah disediakan.
Sementara dalam kondisi siaga corona saat ini, apabila dipakai untuk melayani nasabah atau pembeli, maka satu sarung tangan untuk satu nasabah atau pembeli. Begitu berganti nasabah atau pembeli lain, maka sarung tangan juga diganti dengan yang baru.
“Apabila itu tidak diganti maka sarung tangan malah akan menjadi media untuk mentransfer kuman dari satu orang atau benda kepada orang lain. Hal ini menjadi lebih berbahaya. Niat awal untuk menjaga diri dari bersentuhan dengan orang lain, akan tetapi tanpa disadari saat masih memakai sarung tangan juga terkadang tetap menyentuh wajah, hidung, mulut dan mata. Mengapa? Karena sudah merasa safety dengan adanya sarung tangan,” terang dr Aslinar.
Menurutnya, untuk kondisi seperti itu lebih baik tidak memakai sarung tangan saja kalau tidak sempat mengganti dengan yang baru. Jauh lebih baik mencuci tangan dengan air dan sabun ataupun memakai hand sanitizer.