Lockdown di Thailand
Di PHK dan tak Bisa Pulang ke Kampung, Pria Ini Minta Polisi Menangkapnya
Chayaphol mengungkapkan, jika dirinya dipenjara, setidaknya dia akan diberi makan yang teratur.
Laporan Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM – Seorang lelaki Thailand berjalan ke kantor kepolisian Phuket pada hari Sabtu (11/4/2020).
Pria itu membawa satu tablet metamfetamin dan meminta dirinya agar ditangkap
Melansir Dari Today Online, Senin (13/4/2020), wakil kepala kantor polisi Wichit di distrik Muang, Thammasant Boonsong mengatakan dirinya dan rekan-rekannya terkejut ketika melihat seorang pria menyerahkan satu pil metamfetamin.
Pria itu bernama Chayaphol Addin yang berusia 20 tahun.
Chayaphol yang muncul di kantor polisi membuat kaget petugas.
Pasalnya pria memberikan satu pil "ya ba" dan meminta petugas polisi untuk menangkapnya.
Saat ditanya, Chayaphol mengatakan kepada polisi bahwa ia di PHK sebagai tukang listrik setelah Covid-19 menginfeksi pulau itu.
Chayaphol mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat meninggalkan pulau itu untuk tinggal bersama ibunya di Phatthalung karena pulau itu di lockdown, kata Thammasant kepada media.
Pria itu mengatakan jika dirinya dipenjara, setidaknya dia akan diberi makan yang teratur, jelas Thammasant.
Polisi menangkapnya atas dugaan kepemilikian obat-obatan terlarang dan mengawasinya dengan cermat karena khawatir bahwa dia mungkin memiliki masalah mental dan berisiko membahayakan dirinya sendiri.
Menurut laporan media Bangkok Post, Langkah-langkah pemerintah untuk mengunci kota, menutup bisnis, membatasi perjalanan dan memberlakukan jam malam telah mengakibatkan hilangnya pekerjaan.
Tanpa penghasilan, makanan telah menjadi langka di antara orang miskin dan banyak dari mereka tidak mampu makan, apalagi mengisi perut mereka.
Ada beberapa laporan pencurian dalam dua minggu terakhir.
Motif dari pencurian itu terkait dengan meningkatnya kemiskinan dan kekurangan makanan di tengah pandemi virus corona.
Salah satu insiden seperti itu adalah seorang pengemudi ojek online berusia 25 tahun yang ditangkap minggu lalu karena mencuri 6.000 baht uang tunai.
Ia mencuri dari toko kelontong di distrik Sathon, Bangkok.
Beberapa wartawan mengunjungi rumahnya dan mendapati bahwa dia adalah tulang punggung untuk keluarga yang beranggotakan enam orang.
Istrinya mengatakan kepada wartawan bahwa mereka kehabisan beras dan harus meminta makanan dari kerabat mereka.
Sebelum wabah, mereka bergantung pada upah harian.
Tanpa sumber penghasilan, mereka tidak punya apa-apa untuk membeli makanan.
Nasib mereka sangat kontras dengan bagaimana kelas menengah, termasuk pekerja kerah putih yang telah hidup selama wabah.
Bagi mereka yang berkerah putih makanan bukanlah masalah.
Mereka bisa mendapatkan makanan di department store, supermarket, toko kelontong dan toko serba ada.
Mereka bahkan dapat membeli makanan tanpa harus keluar rumah mereka.
Tetapi bagi orang miskin, ini adalah kemewahan yang tidak mampu mereka beli.
Mereka bertahan hidup dari makanan murah dari pedagang kaki lima, kios di pasar atau truk makanan keliling.
Banyak di antara mereka para pedagang telah menangguhkan operasi atau ditutup karena pembatasan kegiatan dan pergerakan pemerintah.(*)
• Jadwal Hari Ini, Acara Program Belajar Dari Rumah melalui TVRI
• Di Malaysia, Tempat Pangkas Dikhawatirkan Menjadi Tempat Berisiko Sebarkan Virus Covid-19
• Dua Pria Diamuk Massa di Pasar Lambaro, Diduga Mencuri dan Menghipnotis Ibu-ibu