Aceh Timur Pantau Pesisir, Satu Helikopter Dikerahkan
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama Ditpolairud Polda Aceh, melakukan patroli udara bersama untuk memantau kepulangan TKI ilegal

IDI - Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama Ditpolairud Polda Aceh, melakukan patroli udara bersama untuk memantau kepulangan TKI ilegal asal Malaysia dan negara lain melalui melalui jalur tikus yang berada di sepanjang pesisir laut, Senin (13/4).
Satu helikopter yang dipiloti Kompol Nur Hadi, Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, didampingi Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, dan Kabag Bin Opsnal Ditpolairud Polda Aceh, AKBP Ir Sulasnawan, menyisir kawasan pesisir perairan Aceh Timur. Kegiatan dimulai dari Kecamatan Madat, perbatasan Aceh Utara, hingga Peureulak Timur, perbatasan dengan Kota Langsa.
Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib, mengatakan patroli udara ini menindaklanjuti arahan Kapolda Aceh untuk memantau kepulangan TKI ilegal melalui jalur laut. Tetapi, juga memantau penyelundupan narkoba via jalur laut untuk menyelamatkan generasi bangsa dari pengaruh negatif narkoba.
“Alhamdulillah, berdasarkan hasil pemantauan belum ada TKI pulang via jalur laut, karena mereka dominan pulang melalui pelabuhan Tanjung Balai Asahan, dan Bandara Kuala Namu,” ujar bupati. Sedangan sejumlah TKI yang telah kembali ke daerah telah selesai melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing, dan sebagian masih melakukan isolasi diri.
“Kita harapkan, para TKI yang kembali ke daerah agar meningkatkan kesadaran untuk melakukan isolasi mandiri, karena upaya ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Alhamdulillah, sampai saat ini di Aceh Timur belum ada kasus Corona yang positif, ini sama-sama kita cegah,” pinta Bupati Rocky.
Sementara, Kabag Bin Opsnal Ditpolairud Polda Aceh, AKBP Ir Sulasnawan, mengatakan patroli udara menggunakan satu unit helikopter dan 5 unit kapal laut untuk memantau TKI dari Malaysia yang pulang lewat perairan. Penyisiran dilakukan mulai dari Aceh Tamiang, sampai Sabang, namun, tiga daerah diperketat yaitu Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara, karena dekat dengan Malaysia.
Patroli menggunakan helikopter bersamaan dilakukan dengan 5 kapal laut dengan kejauhan 12 mil dari tepi pantai, sedangkan, helikopter memantau dari ketinggian sekitar 500 feet.
“Sampai saat ini, belum ditemukan TKI pulang secara illegal, seperti diutarakan Bupati Aceh Timur, mereka pulang melalui pelabuhan Tanjung Balai Asahan, dan Bandara Kuala Namu,” ungkap AKBP Ir Sulasnawa. Selain memantau TKI pulang secara illegal, juga memantau kegiatan pelanggaran dari luar yang masuk ke Aceh, seperti sabu-sabu, penyelundupan, dan illegal fishing.
Selain itu, Juru Bicara Penanganan Covid-19 di Aceh Timur, dr Edi Gunawan mengatakan hingga Senin 13 April 2020, jumlah warga Aceh Timur dalam pemantauan atau ODP sekitar 63 orang, dimana 52 diantaranya telah selesai proses pemantauan.(c49)