Corona Serang Dunia
Kisah Seorang Ibu Berjuang Melawan Dua Pandemi Global, Virus Flu Babi dan Corona
Nadia yang masih berusia 36 tahun itu menceritakan dia mulai merasa tidak sehat pada malam 11 Maret 2020.
Tetapi kemudian dia dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Nadia terdaftar sebagai kasus impor karena perjalanan kerjanya ke Jakarta antara 6 dan 8 Maret 2020.
Namun dia mengatakan dia tidak tahu di mana atau bagaimana dia tertular virus, karena kontak dekatnya di Indonesia juga baik-baik saja.
"Saya dibebani dengan rasa bersalah. Saya tidak tahu bagaimana menyampaikan kabar kepada suami saya. Saya akhirnya memanggilnya," kata Nadia.
Nadia meminta maaf terus menerus kepada suaminya, dia tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Lalu, dia berkata, 'Jangan khawatir tentang kita.
Fokus untuk menjadi lebih baik'," ujar Nadia meniru perkataan suaminya.
Keluarga dekatnya, termasuk dua anaknya yang masih kecil, dikarantina hingga 26 Maret 2020.
Selama periode itu, anggota keluarga dan teman-temannya mengurus anak-anaknya.
"Ketakutan terbesar saya adalah anak-anak saya terinfeksi.
Saya akan terus berdoa untuk mereka," kata Nadia.
Ketika Nadia bangun setiap pagi, dirinya akan bertanya tentang kesehatan anak-anaknya dan apakah mereka memiliki gejala.
“Suamiku meyakinkan aku bahwa mereka baik-baik saja, dan aku akan merasa lega karenanya," tuturnya.
Untungnya, anggota keluarganya tidak tertular virus corona ini.
Nadia mengobrol dengan suami dan anak-anaknya melalui video call setiap hari.
"Aku tidak bisa memeluk anak-anakku ketika mereka sedang kesal. Aku hanya bisa menonton mereka melalui layar HP," katanya.
"Anak sulungku akan bertanya kapan aku pulang. Tapi dia tahu situasinya.
Anak mudaku tidak banyak bicara; dia hanya tersenyum di layar dan membiarkan kakaknya yang bicara," pungkasnya.
Nadia, yang mulai merasa lebih baik setelah dua minggu, akhirnya diperbolehkan pulang pada 29 Maret 2020, setelah dua tes swab negatif.
Ketika dia keluar dari RS, suaminya ada di sana. Mereka naik taksi dan pulang.
“Setelah sampai di rumah, anak-anak sangat gembira dan terus melompat-lompat,” tutur Nadia.
"Aku ingin menangis. Aku membersihkan diri dan mendekati anak-anakku, tetapi tetap menjaga jarak. Aku tahu aku harus mengambil langkah demi langkah," ucapnya.
Nadia, yang akhirnya memeluk dan mencium anak-anaknya, memutuskan untuk berbagi pengalamannya untuk menyarankan orang agar tidak menganggap enteng virus.
"Ini mengkhawatirkan bahwa ada lebih banyak kasus yang tidak memiliki gejala," tambahnya.
"Virus ini terdapat di mana saja dan dapat meyerang di siapa saja,"Pungkasnya.
Nadia juga berterima kasih kepada tim medis karena telah merawatnya. (*)