Tetap di Rumah belum Jaminan Tak Tertular Virus Corona
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga
BANDA ACEH - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta mengindahkan berbagai imbauan untuk mencegah penularan coronavirus disease (covid-19).
“Tetap di rumah sekali pun belum jaminan tidak tertular (Covid-19) ketika kita tidak menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat,” kata Safrizal menjawab Serambi di sela-sela diskusi dokter berbagai spesialis dengan Pengurus PWI Aceh terkait penanganan Covid-19 di Kantor PWI Aceh, Banda Aceh, Rabu (15/4/2020).
Safrizal menjelaskan itu terkait kasus seorang ibu rumah tangga di Semarang, Jawa Tengah positif corona meski sang ibu mengaku setiap hari beraktivitas di rumah.
“Virus itu ada di sekitar kita, termasuk di dalam rumah bahkan di kamar tidur kita. Medianya masuk ke rumah bermacam-macam, ada yang dari barang belanjaan bahkan uang kembalian, sebagaimana dugaan ibu yang positif corona di Semarang tersebut,” kata Safrizal.
Karena potensi virus corona tersebut berada di sekitar kita, bahkan bisa sampai ke dalam rumah kita, maka yang harus dilakukan, menurut Safrizal adalah memutus mata rantai penularannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga jarak (social-physical distancing), dan memakai masker saat ke luar rumah.
“Virus tidak berbahaya ketika lengket di pakaian, badan, seprai, dan lainnya. Namun virus akan berbahaya ketika masuk ke tubuh kita melalui mata, hidung, dan mulut. Makanya cuci tangan dengan sabun, membersihkan rumah termasuk kamar tidur, melepaskan pakaian yang kita pakai saat tiba di rumah, dan madi (membersihkan diri) menjadi satu kewajiban untuk mencegah virus masuk ke tubuh,” katanya.
Safrizal juga mengingatkan masyarakat agar jangan pernah menganggap Aceh sudah bebas dari wabah covid-19 meski secara fakta saat ini Aceh tidak lagi pasien positif corona. “Kondisi Aceh saat ini sama persis dengan Indonesia dua bulan lalu ketika wabah covid-19 melanda Wuhan, Cina. Ada semacam kegembiraan karena merasa aman, namun yang terjadi kemudian sebaliknya,” ujar Ketua IDI Wilayah Aceh.
Karenanya, lanjut Safrizal, apa yang terjadi di Aceh saat ini di satu sisi wajib kita syukuri namun kita tidak boleh euforia karena bukan tidak mungkin ini bersifat sementara.
“Ketika kita abai karena menganggap semuanya sudah selesai, saat itulah bencana lebih besar akan terjadi. Karenanya tetaplah siaga karena wabah belum berakhir,” demikian Ketua IDI Aceh. (nas)